Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN) harus digagas untuk merespon perubahan zaman yang menghadirkan banyak tantangan baru yang dihadapi Generasi Milenial dan Generasi-Z. Pada era disrupsi sekarang ini, Indonesia pun telah melakoni perubahan tersebut.
"Tetapi, pada saat yang sama, muncul juga kesadaran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menanggapi seluruh perubahan itu. Ketika banyak komunitas terus beradaptasi dengan era Industri 4.0, sudah muncul tantangan terdekat yang disebut society 5.0, atau revolusi Industri 5.0," jelas Bamsoet dalam keterangan tertulis, Minggu (16/2/2020).
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum KADIN ini mengatakan rangkaian perubahan zaman itu memang dirasakan sangat cepat. Namun, semua perubahan itu sulit dihindari. Karena itulah setiap negara-bangsa terus berupaya membarui haluannya masing-masing agar cepat beradaptasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewasa ini, keseharian masyarakat Indonesia juga diwarnai dengan wacana pembaharuan haluan negara-bangsa. Tema yang dikedepankan oleh MPR adalah pembaruan PPHN.
"Sejak 1998, haluan negara dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan jangka menengah (RPJMN). Pertanyaannya, apakah RPJPN dan RPJMN pada rentang periode waktu itu sudah mengantisipasi ragam perubahan pada era disrupsi sekarang ini?" ujar Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI 2014-2019 ini menuturkan PPHN sejatinya tak hanya memperkuat sistem presidensial, melainkan justru akan mendukung dan memperkuat kinerja presiden hasil pemilu 2024, 2029, 2034, 2039 dan seterusnya dalam membangun bangsa dan negara. Sebab, semua agenda pembangunan nasional sampai tahun 2045 akan dirangkum secara garis besar dalam PPHN.
"Tentu saja PPHN memuat juga dorongan kepada Presiden untuk mengantarkan negara-bangsa mampu menanggapi perubahan, semisal pada era Society 5.0 nanti," tuturnya.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila juga mengingatkan bahwa pembaruan Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN) merupakan keniscayaan agar pembangunan berkelanjutan negara-bangsa leluasa beradaptasi dengan roda perubahan zaman yang terus berputar. Sejumlah negara pun sudah beradaptasi dengan membarui cita-cita atau haluan masa depan.
Dirinya mencontohkan Visi 'Make America Great Again' dikumandangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang akan dilanjutkan dengan slogan 'Keep America Great' untuk kampanye pemilihan presiden tahun 2020 ini. Di Eropa, Inggris akhirnya keluar dari pasar tunggal Uni Eropa (UE) dan juga Jepang di bawah Kaisar Naruhito sejak Mei 2019 yang juga memasuki era baru, Reiwa (harmoni).
"Cina mencapai kedigdayaan ekonominya karena konsisten dengan haluan negara yang dirumuskan sejak era kepemimpinan Deng Xiaoping pada dekade 70-an, yang dikenal dengan Gaige Kaifang atau reformasi dan keterbukaan. Di Arab Saudi, Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman membarui haluan kerajaan itu dengan Visi Arab Saudi 2030," pungkasnya.
(ega/ega)