Guru Pukul Murid Dinonaktifkan Sekolah, Dibela Siswa

Round-Up

Guru Pukul Murid Dinonaktifkan Sekolah, Dibela Siswa

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 14 Feb 2020 21:06 WIB
Foto Gedung SMAN 12 Bekasi
Gedung SMAN 12 Bekasi (Isal/detikcom)
Jakarta -

Aksi guru yang memukul siswanya karena terlambat mendapat sorotan publik dan berujung penonaktifan guru. Alih-alih mendapat kritik dari siswa SMA karena memukul sesama temannya, guru itu justru dibela oleh siswa SMAN 12 Bekasi, kenapa?

Dari informasi yang dihimpun detikcom, guru yang berinisial I itu menjabat Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) bidang Kesiswaan di SMAN 12 Bekasi. Sebagai Wakepsek, I dinilai siswa memiliki program bagus dan disiplin terhadap muridnya.


Oleh karena itu, siswa SMAN 12 Bekasi menggelar aksi bela guru I ketika mengetahui I dinonaktifkan sebagai Wakepsek. Para siswa mengaku kehilangan sosok I di lingkungan sekolah itu dan menggelar aksi bela dengan harapan guru I kembali ke sekolah mereka.

"Jadi anak-anak itu setelah tahu seperti itu (dinonaktifkan), jadi mereka menyesal karena vonis atau hukuman yang beliau terima. Seolah-olah mereka nggak rela gitu (sehingga berdemo)," ujar Wakil Bidang Humas SMAN 12 Bekasi, Irnatiqoh, ketika ditemui detikcom di SMAN 12 Bekasi, Jumat (14/2/2020).

Aksi demo itu berlangsung di lapangan SMAN 12 Bekasi, kemarin (13/2) siang. Aksi digelar setelah pejabat Kemendikbud datang dan menginterogasi I. Saat begitu tahu Kemendikbud menonaktifkan I, siswa SMAN 12 Bekasi sedih dan merasa kehilangan guru I.

"Beliau keluar dari ruangan anak-anak langsung mengelilingi beliau menangis meminta untuk beliau tidak dimutasi. Jadi saya sendiri juga nggak bisa ngomong apa-apa," kata Irnatiqoh.


Polemik pemukulan siswa SMA ini membuat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan dirinya telah memerintahkan Dinas Pendidikan Jawa Barat menindaklanjuti kasus ini.

"Sudah dipecat sebagai guru dan jabatan di situ akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut masuk ranah pidana atau tidak itu sedang diteliti. Tapi per hari ini sesuai perintah saya, kepala disdik sudah melakukan pemberhentian," kata Kang Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (14/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kang Emil meminta guru-guru di Jabar menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran penting dalam mendidik. Dia berharap guru dalam menjalankan tugas juga berperan sebagai orang tua kedua siswa. Menurutnya, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda.

"Karena anak itu karakternya beda-beda ada yang kuat otak kiri ada yang otak kanan ada yang motoriknya lebih aktif ada yang pendiam. Jadi guru harus sabar mendidiknya, nggak boleh pakai kekerasan," tutur Kang Emil.


Untuk diketahui, peristiwa ini tersebar ke media setelah video guru I yang sedang menghukum siswanya karena telat masuk beredar di media sosial. Di video itu terlihat sejumlah pelajar laki-laki duduk jongkok, sementara di hadapannya tampak pelajar perempuan berdiri.

Seorang pelajar tampak berdiri di depan barisan para pelajar yang sedang jongkok. Kemudian, seorang pria berkemeja putih yang diduga oknum guru, mendekati pelajar laki-laki itu.

Aksi pemukulan pun terjadi. Pukulan itu mengarah ke kepala dan lengan pelajar.

"Kenapa nggak jawab? Hah? Kenapa nggak jawab?" ujar pria yang diduga sang guru itu, seperti dilihat detikcom, Rabu (12/2).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads