Sempat terjadi kericuhan saat demo buruh menolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Kericuhan terjadi karena ada mahasiswa yang ingin ikut berunjuk rasa.
"Elemen lain, mahasiswa," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Heru mengatakan, ada 7 mahasiswa yang ingin berunjuk rasa di gedung DPR RI. Ketujuh mahasiswa ini, lanjutnya, ingin ikut demonstrasi bersama buruh dengan membawa 1 mobil komando.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, polisi telah mengimbau agar para mahasiswa ini melakukan aksi setelah buruh selesai berunjuk rasa. Namun, sambung Heru, mahasiswa ini nekat menuju ke massa.
Heru menjelaskan, buruh menganggap mahasiswa itu adalah penyusup. Karena dianggap penyusup, keributan terjadi.
![]() |
"Sudah kita imbau untuk nanti setelah buruh selesai (demo). Tapi dia tetap nekat masuk ke dalam (ke arah buruh). Iya nerobos saja," ungkap dia.
Heru pun mengatakan, ketujuh mahasiswa ini telah membuat surat pemberitahuan aksi. Ketujuh mahasiswa itu, katanya, dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk dimintai keterangan.
"Kendaraan (mobil komando) sudah diderek. Saya lupa siapa saja nama mahasiswa itu, dari kampus mana lupa. Nanti lagi didata anggota," pungkas dia.
Sebelumnya, sempat terjadi kericuhan saat demo buruh menolak Omnibus Law Cipta Kerja di gedung DPR RI, Jakarta. Kericuhan pecah saat satu mobil komando yang tidak jelas asal usulnya datang merapat ke kerumunan massa.
Terlihat bagian body mobil komando yang datang ini sempat dipukul buruh. Air dari botol pun dilempar. Beberapa buruh langsung naik ke atas mobil komando yang baru datang itu dan menarik seorang pria agar turun. Sementara sopir mobil komando itu juga ditarik keluar.
Simak Video "Buruh Tolak Omnibus Law Demo di Depan DPR, Jalan Ditutup Sebagian!"
(gbr/gbr)