Ulah Lucinta Luna: dari Pelesetan 'Manokwari' hingga Ekstasi

Ulah Lucinta Luna: dari Pelesetan 'Manokwari' hingga Ekstasi

Tim - detikNews
Selasa, 11 Feb 2020 17:26 WIB
Lucinta Luna
Foto: Instagram Lucinta Luna
Jakarta -

Selebgram kontroversial Lucinta Luna kembali menjadi pemberitaan. Setelah pernah dilaporkan ke polisi karena pelesetan 'Manokwari', kini dia diamankan polisi karena temuan ekstasi di apartemen di Jakarta Pusat.

Lucinta Luna diamankan Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat pada Selasa (11/2) pagi tadi di sebuah apartemen di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lucinta Luna diamankan bersama 3 temannya.

"Pagi tadi di Apartemen Thamrin City berhasil amankan 4 orang, LL, ada inisial H, D, dan M," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi lalu menggeledah kamar apartemen tersebut. Di dalam apartemen, ditemukan tiga butir ekstasi.

"Tapi (ditemukan) di keranjang sampah," kata Yusri.

ADVERTISEMENT

Selain ekstasi, polisi menemukan obat jenis Tramadol dan Likronal, sejenis obat penenang yang tergolong psikotropika.

Sejauh ini belum diketahui empunya ekstasi tersebut. Namun, dari hasil tes urine, Lucinta Luna dinyatakan positif.

"Yang bersangkutan dibawa ke Polres Jakbar dilakukan tes urine, inisial LL positif mengandung Benzo itu masuk ke psikotropika," katanya.

Sementara itu, tiga temannnya dinyatakan negatif narkoba.

Sebelum diamankan karena kasus narkoba, Lucinta Luna pernah menjadi pemberitaan karena pernyataan kontroversialnya. Lucinta Luna sempat berurusan dengan polisi karena pelesetan 'Manokwari' di media sosial.

Lucinta Luna saat itu menjadi bahan bully-an karena pelesetan 'Manokwari' tersebut. Ucapan transgender yang mengaku bernama Ayluna Putri ini diprotes sejumlah warga Papua.

Lucinta Luna juga sempat meminta maaf atas ucapannya itu. Dia mengaku khilaf dan salah.

Namun, kehebohan Lucinta Luna tidak berhenti sampai di situ. Lucinta kemudian melaporkan sejumlah netizen yang mem-bully-nya di media sosial gegara pelesetan 'Manokwari itu.

Kasus itu dilaporkan oleh Lucinta Luna ke Polda Metro Jaya pada 7 Juni 2018. Kasus itu sempat dilimpahkan ke Polres Jakarta Barat. Namun hingga saat ini kasus itu masih mandek.

"Kasusnya kami limpahkan ke Polres Metro Jakarta Barat karena kejadiannya, locus delicti-nya di apartemen di Jakarta Barat," ujar Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu saat dihubungi detikcom, Rabu (18/7/2018).

Terlepas dari masalah kasus, Lucinta Luna juga menjadi kontroversial karena tidak mengakui dirinya seorang transgender. Namun, laporannya ke Polda Metro Jaya saat itu justru mengungkap identitas aslinya.

Lucinta melapor ke Polda Metro Jaya pada Kamis (7/6) malam. Aduan Lucinta tertuang dalam laporan polisi bernomor LP/3097/VI/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 7 Juni 2018. Dalam laporan tersebut, Lucinta mengadukan terlapor dengan Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 28 ayat (2) UU RI No 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sebagaimana prosedur pelaporan, pelapor harus menunjukkan identitas berupa KTP. Karena tak bisa menunjukkan KTP, Lucinta Luna memberi paspor ke polisi.

Nah, hal yang membetot perhatian publik adalah identitas Lucinta pada laporannya. Di situ tertulis namanya adalah Muhammad Fatah.

"Kita terima sesuai identitas. Sesuai paspor, laki-laki," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di kantornya, Jumat (8/6/2018).

Soal jenis kelamin Lucinta Luna sempat ramai dibahas di media sosial. Namun selama ini isu itu masih tenang-tenang saja tanpa klarifikasi pasti soal identitasnya.

Kembali soal laporan polisinya, manajer Lucinta Luna, Didi, mengatakan laporan itu hoax. Dia meyakini laporan itu dibuat-buat.

"Kita nggak ada laporan. Itu ada stempelnya nggak? Aduh hoax. Kalau ada yang ngelapor pasti dari tim kuasa kita," kata Didi saat dihubungi, Jumat (8/6).

"Zaman udah canggih, kita juga bisa bikin 'ala-ala'. Udah ya intinya itu hoax," imbuh Didi.

Halaman 2 dari 3
(mei/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads