Muhammadiyah soal Terowongan Istiqlal-Katedral: Toleransi Basa-basi

Muhammadiyah soal Terowongan Istiqlal-Katedral: Toleransi Basa-basi

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Senin, 10 Feb 2020 14:15 WIB
Untuk pertama kalinya sejak berdiri 41 tahun silam, Masjid kebanggaan Indonesia ini melalukan renovasi besar-besaran. Seperti apa penampakan terkininya?
Bangunan Gereja Katedral dilihat dari Masjid Istiqlal yang tengah direnovasi. (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap pemerintah lebih mewujudkan toleransi yang hakiki, bukan simbolisasi fisik seperti terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Untuk itu, PP Muhammadiyah berpendapat agar pembangunan terowongan itu ditinjau ulang.

"Kalau menurut saya, yang dibutuhkan sekarang itu bukan silaturahmi dalam bentuk fisik dengan terowongan, tapi yang diperlukan itu silaturahmi dalam bentuk infrastruktur sosial di mana pemerintah ini secara sungguh-sungguh membangun toleransi yang autentik, toleransi yang hakiki, bukan toleransi yang basa-basi," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti di kantornya, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2020).

Dia mengatakan membangun sikap toleransi yang autentik lebih dibutuhkan bagi bangsa Indonesia saat ini. Abdul meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kembali rencana ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhammadiyah soal Terowongan Istiqlal-Katedral: Toleransi Basa-basiSekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti meminta Jokowi meninjau ulang rencana menghubungkan Istiqlal dengan Katedral melalui terowongan silaturahmi. (Ari Saputra/detikcom)

"Itu yang jauh diperlukan oleh Indonesia sekarang. Jadi kalau saya boleh mengusulkan, sebaiknya ditinjau lagi pembangunan terowongan silaturahmi Katedral dan Istiqlal itu," ujar Abdul.

Abdul menyebut banyak bangunan masjid dan gereja di Indonesia yang posisinya bersebelahan. Dia menyebut umat beragama yang ada di kedua rumah ibadah tersebut sama sekali tidak memiliki masalah.

ADVERTISEMENT

"Nanti kalau kemudian itu, mohon maaf, antara Sunda Kelapa dan gereja sebelahnya itu juga berdekatan. Kenapa juga tidak dibangun? Bahkan di Indonesia dan tempat lain ya, kan banyak masjid dan gereja itu berimpitan bahkan bangunannya itu sharing satu tembok hanya beda halaman dan oke-oke saja," ungkap Abdul.

Jokowi Setuju Ada 'Terowongan Silaturahmi' Istiqlal-Katedral:

Dia pun mengatakan ide soal hal-hal simbolis semacam terowongan ini perlu diperhatikan lagi. Abdul menyebut infrastruktur sosial yang baik justru akan lebih berdampak pada penguatan rasa toleransi di masyarakat.

"Sehingga sepanjang kita ini berhasil membangun infrastruktur sosial. Terutama menyangkut sikap terbuka, toleransi, dan saling hormati, saya kira yang sifatnya simbolis seperti itu mungkin dilakukan berbeda saja," tutupnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan lampu hijau terkait pembangunan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Terowongan itu akan dinamai terowongan silaturahmi.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah meninjau proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020). Jokowi mengaku mendapatkan masukan mengenai pembangunan terowongan tersebut.

"Tadi ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui sekalian, sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi," kata Jokowi.

Halaman 2 dari 2
(dhn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads