Ilmuwan China menyebut trenggiling ada kemungkinan menjadi semacam penghubung dalam penyebaran virus Corona. Trenggiling dikenal sebagai hewan nokturnal dan pemakan semut.
Seperti dicatat Mariana Takandjandji dan Reny Sawitri dalam tulisan berjudul 'Ukuran Morfometrik dan Meristik pada Trenggiling Jawa', trenggiling termasuk dalam ordo Pholidota (satwa bersisik) yang hanya memiliki satu famili, yaitu Manidae, tujuh spesies dan satu genus Manis.
Beberapa spesies trenggiling adalah trenggiling jawa (Manis javanica) dan trenggiling China (Manis pentadactyla). Trenggiling adalah satwa nokturnal yang terdapat di hutan hujan tropis primer dan sekunder, area pertanian dan perkebunan, termasuk permukiman dengan tanah yang lembut dan berpasir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trenggiling termasuk satwa tanpa gigi, kerongkongan memanjang dan pengurangan mandibles, lidah yang panjang untuk menghisap semut sekitar 200 ribu ekor per malam, lapisan perutnya yang berkeratin, mampu menggali dan memanjat.
Menurut The International Union for Conservation of Nature (IUCN), trenggiling adalah hewan yang paling sering diperdagangkan dengan lebih dari satu juta ekor diambil dari hutan Asia dan Afrika dalam dekade terakhir.
Tonton juga Benarkah Harga Bawang Putih Melonjak karena Wabah Corona? :