Kala Suami Ratu Belanda Masuk Pusaran Isu Suap Pesawat Tempur

Mesin Waktu

Kala Suami Ratu Belanda Masuk Pusaran Isu Suap Pesawat Tempur

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Kamis, 06 Feb 2020 21:59 WIB
Pengeran Bernhard bersama Dalai Lama (Nationaal Archief)
Foto: Pengeran Bernhard bersama Dalai Lama (Nationaal Archief)
Jakarta -

Tepat 44 tahun lalu, pimpinan pabrikan pesawat Lockheed, Archibald Carlisle Kotchian memberi pengakuan di bawah sumpah telah menyuap sejumlah pejabat penting di dua negara Belanda dan Jepang. Salah satu yang disuap Kotchian adalah anggota Kerajaan Belanda yang juga menjabat sebagai inspektur jenderal pada Angkatan Bersenjata Belanda.

Pengakuan Kotchian tersebut disampaikan saat bersaksi di depan anggota senat Amerika Serikat. The New York Times memberitakan Lockheed memberi uang sejumlah USD 2 juta pada pejabat pemerintahan Jepang dan USD 1,1 juta pada pejabat Belanda sebagai bagian melancarkan penjualan pesawat pada dua negara tersebut.

Kejutannya, sumber The Times menyebut anggota kerajaan yang menerima suap itu adalah Pangeran Bernhard, suami dari Ratu Juliana. Sebelum pengakuan itu, Lockheed diketahui mengeluarkan dana sekitar USD 22 juta untuk kepentingan lobi di sejumlah negara di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di awal 1950 sampai 1960-an, Lockheed menjual lebih dari 1000 pesawat jet tempur F-104 Starfighter ke Jerman Barat, Belanda, Belgia, dan Norwegia. Pangeran Bernhard disebut menerima pembayaran terkait penjualan tersebut. Lockheed disebut memberikan USD 1 juta pada 1961 sampai 1962. Sementara sisanya disetor beberapa tahun kemudian.

Ketika ditanyakan anggota senat apakah pemberian uang itu sebuah penyuapan. Kotchian hanya menjawab, "Saya menggolongkannya lebih pada sebuah hadiah, tapi saya tak ingin berargumen panjang lebar soal ini." Dalam penyelidikan senat itu, senator juga membuka dokumen perusahaan yang menyebut pangeran menginginkan sebuah pesawat Jetstar buatan Lockheed.

ADVERTISEMENT

Saat memberi kesaksian tersebut, Kotchian juga menyatakan perusahaannya membayar USD 2 juta sebagai komisi penjualan pesawat angkut C-130 di Italia dengan harga transaksi sebesar USD 60 juta. "Itu pengeluaran yang wajar untuk pesanan senilai USD 60 juta."

Keterlibatan Bernhard terungkap saat seorang mantan eksekutif perusahaan pesawat Lockheed, Ernest Hauser, memberikan buku harian yang berisi catatan peristiwa dari tahun 1961 sampai 1964 pada Wall Street Journal. Masa itu, Hauser adalah manajer kantor penjualan Lockheed di Jerman Barat. Buku itu sekaligus menyingkap praktik penyuapan yang dilakukan Lockheed.

Salah satunya, catatan Hauser tentang permintaan pangeran yang lahir di Jerman itu untuk mendapatkan komisi sebagai bagian membantu mempromosikan Lockheed Starfighters ke Angkatan Udara Belanda.

The Telegraph memberitakan Hauser juga menyebut Bernhard mengirimkan surat dengan tulisan tangan meminta komisi sebesar USD 4 juta. Jika tak diberikan, Bernhard mengancam Lockheed tak akan bisa menjual pesawatnya lagi di Belanda.

Komisi penyelidikan yang diketuai Perdana Menteri Joop Den Uyl meragukan keaslian diari tersebut dan menyatakan tidak menemukan bukti Bernhard mempengaruhi pilihan Angkatan Udara Belanda. Namun laporan penyelidikan juga menyebut Bernhard "menunjukkan dirinya terbuka untuk penawaran yang tidak terhormat."


Bernhard dalam wawancara eksklusif dengan majalah De Groene Amsterdamme yang dibuat dengan syarat diberitakan setelah kematiannya, mengakui telah menerima uang USD 1 juta dari Lockheed.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saya. Saya punya banyak uang. Uang saya tersebar di tiga negara: Amerika, Belanda, dan Swiss," katanya kepada Martin van Amerongen. "Saya akan menerima kata Lockheed akan terukir pada batu nisan."

Halaman 2 dari 3
(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads