Perseteruan 20 Abad Roma vs Kartago Berakhir di Tunisia Modern

Mesin Waktu

Perseteruan 20 Abad Roma vs Kartago Berakhir di Tunisia Modern

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Rabu, 05 Feb 2020 16:12 WIB
Reruntuhan kota Kartago (Wikimedia Commons)
Foto: Reruntuhan kota Kartago di Tunisia (Wikimedia Commons)
Jakarta -

Tepat 35 tahun lalu, Roma dan Kartago mengakhiri Perang Punisia Ketiga yang dimulai tahun 149 SM. Penandatanganan perjanjian damai yang diwakili Wali Kota Roma Ugo Vetere dan Wali Kota Kartago, Chedli Klibi digelar di sebuah vila milik pemerintah di Tunis, Tunisia.

Perseteruan dua kota ini dimulai jauh sebelum era Tunisia modern. Dahulu kala, ketika bangsa Punisia membangun Kartago (Carthage) di daerah pinggiran Tunis, kawasan itu berhasil menjelma menjadi kota perdagangan yang sangat kuat. Kota yang dibangun orang-orang Punisia pada abad ke-9 SM ini bahkan menguasai Afrika bagian barat laut dan kawasan Laut Tengah.

Selanjutnya perseteruan melawan bangsa Romawi terjadi, berawal dari saling klaim atas Sisilia pada 264 SM yang berkembang jadi perang. Bentrok ini lalu disebut sebagai Perang Punisia Pertama berakhir pada 241 SM. Namun ketika kaum Kartago menyerbu Spanyol pada tahun 219 SM, Roma kembali mendeklarasikan perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang kedua ini memunculkan jenderal besar Kartago, Hannibal dalam sejarah dunia. Hannibal memimpin pasukannya mengendarai gajah melintasi Pegunungan Alpen untuk menaklukkan Italia. Ratusan ribu orang tewas dalam salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah ini.

Kartago akhirnya menyerah setelah peperangan berlangsung selama 17 tahun. Namun kota ini tetap jadi salah satu kekuatan perdagangan yang kaya dan disegani. Sepulang mengunjungi Kartago pada 157 SM, senator Roma, Marcus Porcius Cato menganjurkan agar kota pelabuhan ini dihancurkan.

ADVERTISEMENT

Associated Press mengutip penjelasan sejarawan Appian bahwa Cato usai berpidato selalu menyelipkan kalimat,"Kartago harus dihancurkan." Kesepakatan damai keduanya akhirnya harus berakhir pada 149 SM saat Roma kembali mendeklarasikan perang.

Kota Kartago dikepung selama dua tahun lebih. Pada 146 SM pasukan Romawi mulai merangsek masuk kota. Membakar satu demi satu rumah dan mendesak pasukan Kartago mundur. Ratusan ribu orang Kartago tewas dalam pembantaian yang berlangsung satu minggu lebih ini.

Orang-orang Kartago akhirnya memilih menyerah dan kotanya akhirnya benar-benar dilenyapkan. Semua penduduk kota dijadikan budak. Kota ini sempat tidak berpenghuni selama satu abad lebih. Kaisar Romawi, Julius Caesar kemudian membangunnya kembali.

Vetere menyebut penandatangan pakta perdamaian itu sudah digagas sejak tahun 1960-an. Sementara Presiden Tunisia Habib Bourguiba menyatakan perjanjian damai menghapus memori Perang Punisia antara Kartago dengan Roma.

"Ini akan berkontribusi untuk memperkuat hubungan persahabatan dan kerjasama dua kota," ujar Bourguiba seperti dikutip AP. "Kawasan Laut Tengah harus tetap menjadi surga kedamaian dan kesejahteraan."

Halaman 2 dari 2
(pal/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads