Inilah kisah Mayarnis (48) warga Ranai, ibu kota Natuna, yang tak pernah takut atas kedatangan WNI dari Wuhan, China. Di tengah hiruk pikuk penolakan, ibu rumah tangga ini tetap berjualan.
Mayarnis dengan sepedanya terparkir di pasar tradisional Ranai. Di keranjang dagangannya tersedia aneka jenis kue tradisional. Ada kerupuk ubi, tape, dan onde-onde.
Dia menjual kuenya di pintu masuk pasar. Keranjang tetap berada di atas sepedanya. Dengan mengenakan masker, dia tetap meladeni setiap pembeli dengan ramah. Dia mengatakan tak pernah terpengaruh oleh hiruk pikuk penolakan WNI dari Wuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayarnis sejak kedatangan WNI dari Wuhan, Hubei, China, tetap santai menjual kuenya. Tak pernah dia berhenti menjual di tengah aksi penolakan kedatangan WNI dari China itu.
"Sejak mereka datang, saya jualan saja di pasar ini. Saya nggak pernah takut kok, hanya kepada Allah kita berserah diri, yang penting kita harus sehat," kata Mayarnis dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (5/2/2020).
![]() |
Mayarnis menyebutkan ia tak sekadar berjualan di pasar. Selesai berjualan di kawasan pasar, dia malah berkeliling dari rumah ke rumah warga.
Tak sedikit pun dia merasa takut akan kedatangan WNI dari Wuhan tersebut. Malah dia mengaku dagangannya laris manis sejak sebagian orang merasa cemas dan terprovokasi meninggalkan Natuna.
"Kalau orang pada takut, saya nggak. Saya tetap keliling berjualan, kalau sudah keliling singgah pasar. Banyak kue saya yang laku," kata Mayarnis.
Dia malah bingung melihat sekelompok orang melakukan aksi penolakan tersebut. Baginya, kedatangan WNI dari Wuhan harus diterima dengan baik.
"Kan kasihan juga. Mereka itu orang Indonesia juga. Saya nggak pernah takut kok," tutup Mayarnis.
(cha/jbr)