Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani menyebut almarhum KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah sebagai sosok yang kritis. Bahkan, kata Arsul, Gus Sholah tetap kritis di zaman kepemimpinan kakaknya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Beliau tetap kritis terhadap siapa pun. Bahkan dulu ketika Gus Dur (Abdurrahman Wahid) jadi presiden pun, beliau sering menyampaikan pandangan-pandangan kritisnya," kata Arsul di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (3/2/2020).
Baca juga: Ini Rundown Pemakaman Gus Sholah |
Arsul mengatakan almarhum juga seorang penyejuk dan penyatu di dalam kelompok. Sebagai salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), kata Arsul, Gus Sholah memiliki banyak nilai positif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Katakanlah suatu situasi yang cukup panas, satu kelompok itu menyampaikan atau sikap pandangan yang katakanlah keras, maka beliau mencoba menyejukkannya. Itu yang saya tahu," ujarnya.
Sekjen PPP itu mengatakan Indonesia kehilangan sosok Gus Sholah. Dia ingin seluruh masyarakat Indonesia mendoakan almarhum Gus Sholah.
Gus Sholah adalah ulama, politikus, sekaligus akademisi terkemuka di Indonesia. Dia pernah menjabat Ketua MPP Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2000-2005, Wakil Ketua II Komnas HAM pada periode 2001-2004, hingga pernah menjadi calon wakil presiden dari capres Wiranto yang diusung Partai Golkar pada 2004. Mulai 2006, Gus Sholah resmi menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Simak Video "Ponpes Tebuireng Bersiap Menyambut Kedatangan Jenazah Gus Sholah"