Hanggar pangkalan udara Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) yang akan dijadikan lokasi observasi terletak jauh dari permukiman warga. Pihak kepolisian meyakini tidak ada kekacauan (chaos) yang akan timbul dari warga yang menolak kedatangan warga negara Indonesia (WNI) yang baru dievakuasi dari Wuhan, China.
"Nggak ada ke arah sana (chaos), kan di situ lokasi yang dijadikan tempat observasi kan itu adalah pangkalan militer, dan posisinya juga jauh sekali dari permukiman warga, yang terdekat itu jaraknya kurang lebih 6 kilometer," kata Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kombes Harry Goldenhardt saat dimintai konfirmasi, Minggu (2/2/2020).
Menurut Harry, ada 110 personel kepolisian dari Polda Natuna yang diterjunkan untuk mengamankan evakuasi WNI dari Wuhan. Selain itu, 117 personel Brimod dari Polda Kepri juga telah berangkat ke lokasi pagi tadi.
"Kurang lebih ada sekitar 110 personel Polres (Natuna). Dan pagi tadi dari kita, dari Polda sudah memberangkatkan 117 personel Brimob ke Natuna," ujarnya.
Sejumlah warga Natuna melakukan unjuk rasa menolak kedatangan WNI yang dievakuasi dari Wuhan. Harry mengatakan petugas di lokasi telah berdialog dengan para pengunjuk rasa untuk menjaga agar situasi kembali kondusif.
"Kita berkoordinasi bersama-sama dengann unsur TNI yang ada di sana dan personel Polres Natuna, melakukan kegiatan pengamanan penyampaian unjuk rasa, penyampaian aspirasi. Kemudian juga personel Polri yang ada di sana dengan mengedepankan Babhinkamtibmasnya juga terus melakukan dialog dengan seluruh elemen masyarakat," jelas Harry.
Sebelumnya diberitakan, warga Natuna terus menyuarakan penolakan kedatangan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, yang akan menjalani observasi di Lanud Raden Sadjad. Para pendemo membakar ban di lokasi.
"Informasinya yang saya terima demikian (bakar ban)," kata Kabid Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kombes Harry Goldenhardt saat dimintai konfirmasi, Minggu (2/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WNI dari Wuhan Tiba di Batam, Lanjut Terbang ke Natuna: