Sejumlah ormas Islam di Kota Medan mengajukan enam nama sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota untuk Pilkada Medan 2020. PKS mengapresiasi langkah ormas-ormas Islam itu, namun tetap memperjuangkan kader sendiri untuk Pilkada Medan.
"Hasil keputusan ormas-ormas tersebut mudah-mudahan menjadi khazanah bagi bursa bakal calon wali kota dan wakil wali kota Medan. Kedua, kita belum sampai kepada tahapan apakah nama-nama itu masuk radar PKS atau tidak, sampai hari ini kita masih memperjuangkan mengusung kader partai," kata Ketua PKS Medan Salman Alfarisi Selasa (28/1/2020).
Dia menilai parpol-lah yang merupakan 'pabrik' bagi calon pemimpin. Salman juga mengatakan PKS bakal melihat respons masyarakat soal nama-nama bakal cawalkot Medan yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respons masyarakat ini kita harapkan hadir dalam rangka supaya warna Pilkada Medan ini betul-betul dirasakan menjadi milik semua warga Kota Medan. Jadi bukan milik bakal calon, partai politik, bukan pula milik ormas," ujarnya.
Lalu, siapa kader yang sedang diperjuangkan PKS untuk menjadi cawalkot Medan?
"Seluruh kader PKS berpotensi menjadi cakada (calon kepala daerah). Itu sangat bergantung kepada dinamika komunikasi politik baik kepada parpol, bakal calon, ormas, maupun masyarakat," jelas Salman.
PKS sendiri memiliki 7 kursi di DPRD Kota Medan. Artinya, PKS membutuhkan koalisi dengan partai yang memiliki minimal 3 kursi di DPRD Kota Medan untuk bisa mengusung bakal pasangan calon di Pilkada Medan.
Sebelumnya, sejumlah ormas Islam di Kota Medan menjagokan enam nama untuk maju di Pilkada Medan 2020. Keenam nama itu disebut merupakan representasi dari ulama dan tokoh pergerakan di Kota Medan.
"Iya, kemarin beberapa elemen pergerakan Islam untuk membahas persoalan Medan. Ada 6 nama ulama yang kita ajukan yang bisa jadi representasi ulama dan tokoh pergerakan," kata salah satu anggota tim perumus calon untuk pilkada Medan aliansi ormas Islam, Rafdinal, Selasa (28/1).
Adapun keenam nama itu adalah Irfan Hamidy, Dedi Iskandar Batubara, Azwir Ibnu Azizi, Latif Khan, Qosim Nurseha, dan Abdul Hakim Siagian. Namun Rafdinal belum menjelaskan apakah nama-nama itu akan didukung lewat jalur perseorangan atau didaftarkan ke parpol tertentu.
Heboh Kerajaan Fiktif, Din Syamsuddin: Mungkin Kecewa Sistem:
(haf/fdn)