Ahmad Riza Patria, perwakilan Gerindra, dan Nurmasyah Lubis dari PKS menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusulkan untuk menggantikan Sandiaga Uno. Dua nama ini bakal dipilih anggota DPRD Kebon Sirih untuk menjadi DKI-2. Bagaimana kira-kira strategi Gerindra dan PKS melobi fraksi lain?
Pengamat politik Rico Marbun menilai pertarungan Gerindra versus PKS dalam memperebutkan kursi wagub DKI bakal tergantung soal cara menjalin komunikasi. Menurutnya, kompetensi Ahmad Riza Patria dan Nurmansyah hanyalah faktor kesekian dalam urusan pemilihan Wagub DKI.
"Pemilihan ini kan pemilihannya tidak langsung, dipilih DPRD. Prinsip pertama kemampuan partai menjalin komunikasi. Kalau kita melihat dari sisi, kalau dalam situasi ini, dalam pemilihan ini, lobi-lobi politik dalam posisi lebih utama ketimbang kompetensi, kompetensi kadang-kadang nomor dua. Lobi politik itu yang utama," kata Rico saat dihubungi, Selasa (28/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rico, posisi Gerindra lebih unggul ketimbang PKS di sisi menjalin komunikasi. Mengapa demikian? Rico berbicara soal Gerindra yang saat ini mendukung pemerintah pusat.
"Kalau dari kemampuan membangun koalisi itu Gerindra lebih unggul. Jakarta adalah politik nasional, kan kita bisa lihat kemampuan Gerindra menjalin koalisi lintas posisi politik. Sekarang kan dia ada di dalam pemerintahan, dia lebih mudah komunikasi, bukan hanya dengan Jokowi, tapi PDIP, PKB, PPP, mudah berkomunikasi dengan PSI dan ini partai-partai yang secara prinsip itu ada di dalam koalisi. Koalisi nasional pendukung Jokowi," ulas Rico.
"Kalau lihat dari angka-angka, klasternya seperti itu, itu artinya Gerindra punya average yang lebih dari PKS," dia menambahkan.
Tonton juga video Riza Patria Siap Mundur dari DPR Jika Jadi Wagub DKI Jakarta:
Apakah tak ada peluang bagi PKS untuk memenangkan lobi-lobi terhadap DPRD DKI? Peluang PKS ada, tapi menurut Rico itu tergantung dengan partai lain.
"Kecuali kalau NasDem yang selama ini gembar gembor, memberi sinyal mendukung Anies Baswedan, tiba-tiba mengambil peran aktif PKS membangun komunikasi. Kalau misalnya bola dipegang Surya Paloh NasDem ikut melobi partai lain mendukung calon PKS untuk kepentingan 2024 bareng-bareng, kalau berhasil terjalin baru kita lihat ada permainan yang seimbang," sebut Direktur Eksekutif Median itu.
Posisi Gerindra dinilai Rico saat ini unggul dari PKS. Namun seperti yang dia ulas, peluang PKS bukan sama sekali tertutup.
"Kalau hitung-hitungan kertas jumlah kursi nasional Gerindra unggul dari PKS. Itu bisa berubah kalau NasDem (bermanuver)," jelas Rico.
Proses pemilihan wagub DKI ini menurut Rico terlalu senyap. Menurutnya, masing-masing kandidat hanya sibuk melakukan branding, padahal itu bagi dia tidak terlalu diperlukan. "Kritik saya pemilihan ini terlalu senyap. Kita tahu iniDPRD, tapiDPRD juga wakil rakyat. Ini kok seperti tidak ada isu yang dilempar. Saya ambil contoh, bukan hanya banjir tapi pemindahan ibu kota. Nggak ada satupun yang bahas," ucap Rico.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah, pengisian Wakil Gubernur, Wakil Bupati dan Wakil Walikota yang mengundurkan diri dilakukan melalui mekanisme pemilihan oleh DPRD. Pemilihan Wagub ini juga diatur melalui PP Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
Pasal 24 aturan itu menyatakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d diselenggarakan dalam rapat paripurna. Hasil pemilihan ditetapkan dengan keputusan DPRD. Mekanisme pemilihan tersebut kemudian harus diatur lewat Tata Tertib DPRD. Nah, belum diketahui bagaimana tata cara pemilihan Wagub DKI ini nantinya, apakah voting atau tidak.
Jika memang voting, DPRD DKI Jakarta memiliki 10 fraksi yakni PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, PSI, NasDem, Golkar, PKB dan PPP. Andai pemilihan Wagub DKI Merujuk ulasan Rico, Gerindra memang unggul dalam hal koalisi jelang pemilihan Wagub DKI berdasarkan peta politik nasional. PDIP, Gerindra PSI, Golkar, PKB dan PPP adalah partai pendukung pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). NasDem juga merupakan partai pendukung Jokowi, namun dalam ulasan Rico NasDem bisa saja memainkan peran kunci untuk kemenangan PKS.
Masih berdasarkan ulasan Rico, andai Gerindra memang mendapatkan dukungan penuh dari koalisi pendukung Jokowi, partai besutan Prabowo Subianto itu mengantongi 64 suara dengan perincian PDIP (25 kursi), Gerindra (19 kursi), PSI (8 kursi), Golkar (6 kursi), PKB (5 kursi) dan PPP 1 kursi.
PKS, kalau memang didukung NasDem seperti yang dijelaskan Rico, bakal mendapatkan 23 suara. PKS punya 16 perwakilan di DPRD DKi dan NasDem punya 7.
Masih ada Demokrat dan PAN yang diketahui bukan partai pendukung Jokowi di tingkat nasional. Kedua partai itu punya total 19 suara untuk diberikan dalam pemilihan Wagub DKI.