Direksi TVRI angkat bicara soal siaran Liga Inggris yang dinilai tak selaras jati diri bangsa oleh Dewan Pengawasan (Dewas) TVRI. Mengambil contoh dari stasiun televisi publik milik Turki, Direksi TVRI mengatakan tak ada masalah dengan penyiaran Liga Inggris.
"Saya kasih contoh TV publik ada di TRT itu Turki TRT 2 itu dia punya kanal olahraga sampai 2, sampai 9 liga dunia dia pegang, masalahnya di mana? Nggak ada masalah," kata Direktur Program dan Berita TVRI Apni Jaya Putra di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Menurut Apni, TVRI perlu ditonton kembali melalui siaran Liga Inggris. TVRI pun, kata Apni, tetap menyiarkan konten yang memuat pesona Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya sudah sampaikan ke DPR, jadi itu boleh dikutip bahwa itu etalase, TVRI itu perlu ditonton kembali. Bahwa di dalamnya ada hal-hal kepublikan, nilai-nilai kepublikan, pesona Indonesia, ini, itu, berita dan lain-lain," ujarnya.
"Nah itu orang setelah masuk 'wah' ada etalasenya di depan ada highlight yang dia lihat ketimbang sama sekali nggak ada, TV publik perlu ditonton karena itu dia punya batas wajar untuk ditonton, jangan terlalu bawah," sambung Apni.
Apni mengatakan penonton TVRI saat ini sudah di tahap level menengah. Dia pun berujar stasiun televisi publik di seluruh dunia menempati nomor satu di negaranya, sementara TVRI tidak di Indonesia.
"Kami masuk itu bottom, kan dia harus didorong harus di tengah, sekarang sudah di tengah, itu bagus orang sudah banyak untuk ditonton TV publiknya, semua TV publik nomor 1 di dunia, kita saja nggak nomor 1," imbuhnya.
Sebelumnya, Liga Inggris menjadi salah satu polemik di balik pemecatan Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI. Tayangan Premier League disebut tak sesuai dengan jati diri bangsa.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI, Arief Hidayat Thamrin, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I di kompleks MPR/DPR di Senayan, Jakarta, Selasa (21/1). Menurutnya, ada uang negara yang besar dibelanjakan ke luar untuk membeli tayangan semisal Liga Inggris.
"Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris mungkin banyak yang suka, Discovery Channel kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barangkali akan lebih baik," kata Arief.
Simak Video "Utang Rp 69 M TVRI untuk Liga Inggris di Balik Pemecatan Helmy Yahya"