Sejumlah anggota Brimob mendatangi Kawasan Wisata Salupajaang di Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). Mereka diduga memukul warga dan menodongkan senjata di lokasi.
Peristiwa itu terekam kamera dan videonya viral di media sosial. Insiden itu diketahui terjadi di Kawasan Wisata Salupajaang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, sekitar pukul 14.00 Wita, Senin (20/1/2020).
Diduga, keributan bermula saat salah seorang oknum Brimob yang datang bersama keluarga ke lokasi wisata kemudian dimintai uang tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Kemudian terjadi kesalahpahaman antara oknum Brimob tersebut dan pengelola.
"Oknum Brimob tersebut kemudian memukul salah seorang penjaga pintu masuk tempat wisata, termasuk warga lain yang hendak menghentikan aksinya," kata salah seorang warga, BH, kepada wartawan, Selasa (21/1).
Warga di lokasi yang resah atas tindakan oknum Brimob tersebut lalu melakukan perlawanan. Tak selang berapa lama, sejumlah oknum anggota Brimob lainnya datang berpakaian lengkap dan membawa senjata laras panjang.
"Selain memukul, mereka juga mengancam warga dengan menodongkan senjata api, puluhan tembakan juga dilepas ke udara, membuat banyak warga ketakutan," ujar BH.
Keributan mereda setelah ratusan warga bersama puluhan personel Polres Polewali Mandar dan Polsek Binuang mendatangi lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Akibat kejadian ini, Kapolda Sulbar Brigjen Baharuddin Djafar akan memberikan sanksi kepada polisi yang memicu keributan. Djafar telah memerintahkan Dansat Brimob menarik semua anggota yang terlibat keributan. Mereka selanjutnya akan diperiksa di Propam Polda Sulbar. Djafar juga meminta maaf kepada warga atas insiden tersebut. Djafar mengatakan polisi seharusnya menjadi pengayom bagi masyarakat.
"Saat ini, kita masih menelusuri. Kalau nantinya pemicu masalah ini berawal dari anggota kami, maka kita akan proses sesuai dengan ketentuan yang ada, dan sanksi akan kita berikan sesuai dengan kesalahan yang diperbuat," kata Djafar dalam keterangan tertulis yang disampaikan Humas Polda Sulbar, Selasa (21/1).
Setelah kejadian, Kapolres Polewali Mandar (Polman) AKBP Muhammad Rifai bersama Komandan Satuan Brimob Polda Sulbar Kombes Iwan Sazali menemui warga di lokasi wisata. Selain memastikan situasi kondusif, Kapolres menyampaikan permohonan maaf kepada warga.
Dia mengatakan insiden keributan melibatkan warga dan oknum anggota Brimob telah ditangani Bidang Propam Polda Sulbar. Bahkan semua oknum Brimob yang terlibat keributan telah ditarik ke Kabupaten Mamuju.
"Meskipun kedua belah pihak telah sepakat berdamai, namun personel yang dinyatakan bersalah ataupun membuat pelanggaran tetap akan mendapatkan sanksi/hukuman berupa tindakan disiplin yang telah diatur dalam organisasi Kepolisian Republik indonesia," tegas AKBP M Rifai, Selasa (21/1).
Isu Brimob Dikeroyok dan Disandera
Sehari kemudian, beredar video sejumlah warga mengepung dan mengeroyok seorang pria yang diduga anggota Brimob. Dalam video yang beredar, sang pria sempat mencoba melepas pukulan di tengah warga yang mengepungnya, kemudian akhirnya menjadi sasaran pengeroyokan warga.
Terdengar suara teriakan sejumlah wanita yang meminta pertolongan warga agar aksi pengeroyokan tersebut bisa dihentikan. Video ini juga terjadi di kawasan wisata Salupajaan pada Senin (20/1) lalu.
Aksi pengeroyokan yang dialami anggota Brimob ini diduga menjadi pemicu sehingga di hari yang sama belasan oknum anggota Brimob mendatangi lokasi dan terlibat keributan dengan warga setempat. Apalagi beredar kabar bahwa oknum anggota Brimob yang menjadi korban pengeroyokan sempat disandera sejumlah warga.
Terkait dengan beredarnya video tersebut, Kepala Desa Batetangnga Muhammad Said, membantah jika dikatakan warganya telah melakukan pengeroyokan terhadap anggota Brimob. Menurutnya, aksi tersebut merupakan bentuk pembelaan diri saat warga berupaya mengamankan sang oknum Brimob yang terus mengamuk.
"Sebetulnya kalau itu yang disebutkan pengeroyokan, bukan pengeroyokan hanya membatasi oknum polisi itu agar tidak melakukan aksi, sehingga ditangkap, dipegang kayaknya dari belakang, karena selalu mengamuk makanya ada yang pukul, bukan bermaksud menganiaya polisi, karena dia tahu polisi itu pengayom masyarakat, tapi kenapa melakukan aksi brutal," kata Muhammad Said saat dikonfirmasi wartawan di kantornya, Rabu (22/1/2020).
"Masalah mengaku disandera, itu bukan disandera, melainkan diamankan supaya jangan keluar sebelum ada petugas lain yang datang. Sehingga datanglah polisi terdekat dari Polsek Binuang, di lokasi untuk diamankan supaya dia (oknum Brimob) bisa keluar," sambung Said.