Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah mengenang Danau Tempe di Kabupaten Wajo, Sulsel, yang dulunya masih perawan (virgin) tak terjamah. Namun kondisi Danau Tempe kian memprihatinkan sehingga Nurdin menyebutnya sebagai danau ajaib.
Nurdin mengunjungi Danau Tempe di wilayah Desa Manyili, Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Sulsel, Rabu (22/1/2020). Nurdin bersama rombongan sempat menjajal Danau Tempe dengan menaiki kapal menuju rumah apung yang berada di atas Danau Tempe. Nurdin juga sempat melepas sekitar 5.000 bibit ikan nila ke Danau Tempe.
Saat perjalanan menuju rumah apung, tampak beberapa wilayah Danau Tempe telah kering dan digunakan warga untuk bercocok tanam. Selain itu, ditemukan banyak sekali tumbuhan eceng gondok di perairan Danau Tempe. Salah satu kapal rombongan Nurdin bahkan beberapa kali mesinnya mati akibat terjerat eceng gondok.
Nurdin mengatakan kondisi Danau Tempe ini memang telah mengalami pendangkalan. Hal ini jauh berbeda dengan Danau Tempe dahulu kala saat dirinya masih tinggal bersama orang tua di Desa Bulue, Kabupaten Soppeng, yang wilayahnya juga berdekatan dengan Danau Tempe.
"Waktu itu masih jaya-jayanya Danau Tempe. Masih virgin sekali Danau Tempe. Sekarang ini menjadi danau ajaib, satu-satunya danau yang bisa dilewati mobil, yang bisa dilewati motor (karena kering)," kenang Nurdin saat berkunjung ke Desa Bulue, Soppeng, Selasa (21/1) lalu.
Keajaiban Danau Tempe kini juga pernah disampaikan Nurdin di forum internasional.
"Saya presentase di Kanada, waktu itu saya cerita bahwa di dunia tidak ada danau yang bisa dilewati mobil. Bingung semua bule-bule, setelah dikasih lihat gambarnya baru dia ketawa. Saya juga di Jawa saya bilang 'kalau di Jawa kedelai dibikin tempe, kalau di Sulsel, di Wajo tempe menghasilkan kedelai (wilayah Danau Tempe yang kering ditanami kedelai)'," imbuhnya.
Nurdin menyebut kondisi Danau Tempe yang kini mengalami pendangkalan dan memprihatinkan akibat ulah masyarakat. Banyak wilayah hulu ditebang yang mengakibatkan material pasir hingga batu terbawa ke Danau Tempe saat hujan.
"Danau Tempe dangkal itu karena kita, ulah kita. Allah sudah menciptakan alam ini dengan segala keseimbangannya, ada daerah konservasi, daerah resapan, daerah tangkapan air, tapi diubah fungsi," paparnya.
Untuk itu Nurdin mendorong dinas terkait seperti Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian agar menanam tumbuhan jangka panjang seperti durian hingga rambutan di wilayah hulu. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak lagi membabat hutan dan dijadikan tempat bercocok tanam.
"Saya sudah minta Dinas Kehutanan supaya serang Desa Bulue ini dengan duren, ya jadi duren ini kita tanam terus duren, supaya jangan lagi kita berpikir menebang," paparnya.