Prabowo Ungkap Keperluan Keliling Dunia untuk Alutsista

Round-Up

Prabowo Ungkap Keperluan Keliling Dunia untuk Alutsista

Tim detikcom - detikNews
Senin, 20 Jan 2020 20:04 WIB
Prabowo Subianto (Foto: Lamhot Aritonang)
Jakarta - Kunjungan kerja Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke luar negeri menuai kritik. Prabowo menegaskan kunjungannya ke luar negeri untuk kepentingan alutsista.

Jauh sebelum Prabowo menjawab kritikan tersebut, juru bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, sudah memberikan penjelasan mengenai alasan Prabowo pergi ke sejumlah negara. Sejak dilantik, Prabowo telah mengunjungi Malaysia, Thailand, Turki, China, Jepang, Filipina, hingga Prancis.

"Diplomasi pertahanan itu penting sekali. Itu adalah bagian penting konsep besar pertahanan kita, kita hidup di dunia terdiri dari negara-negara yang besar," ujar Dahnil kepada wartawan di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dahnil menjelaskan diplomasi pertahanan yang dimaksud meliputi kerja sama industri pertahanan dan kerja sama pertahanan itu sendiri. Tidak hanya kemampuan alutsista yang ditingkatkan, tetapi juga kemampuan sumber daya manusianya.

"Diplomasi pertahanan itu ya salah satunya kerja sama industri pertahanan di satu sisi. Di sisi lain, tentu kerja sama pertahanan. Kerja sama pertahanan itu banyak hal. Industri pertahanan apa? Pembelian senjata salah satunya," sebut Dahnil.

"Kerja sama termasuk kerja sama pertukaran kadet taruna, kayak kita di Jepang ngirim taruna kita yang belajar di sana, dan negara-negara lain banyak yang kirimkan tarunanya atau perwiranya. Dalam rangka apa? Selain dalam rangka diplomasi pertahanan, juga untuk meningkatkan kapasitas perwira kita," dia menambahkan.




Dahnil mengatakan Prabowo sedang berencana memodernisasi alutsista pada enam bulan pertama masa kerjanya. Prabowo akan berkeliling ke negara-negara sahabat untuk mencari alutsista terbaik untuk kemudian dipresentasikan di depan Presiden Jokowi.

"Iya, semuanya akan beliau kasih pertimbangan (ke Presiden), soalnya akan lebih bagus ini ini ini (alutsistanya). Makanya yang turun langsung Pak Prabowo," lanjut Dahnil.



Kunjungan kerja Prabowo ke luar negeri itu lantas ditanggapi PKS. PKS mengingatkan Prabowo terkait pesan Presiden Jokowi mengenai kunjungan ke luar negeri (LN).

"Pertama, Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu sudah mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke LN. Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via handphonenya kunjungan LN bisa melalui handphone. Dunia sudah terkoneksi," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Kamis (16/1).



Mardani mempersilakan Prabowo untuk kunjungan ke luar negeri, namun Mardani mengingatkan kepastian investasi usai kunjungan tersebut. Dia juga mengatakan diperlukan transparansi dari kunjugan ke luar negeri tersebut.

"Kedua, kunjungan ke LN monggo saja dilakukan tetapi mesti dipastikan return on investmentnya jauh lebih baik. Dan semua perlu disampaikan pada publik secara transparan," ujar Mardani.



Partai Gerindra pun merespons pernyataan PKS. Waketum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan Prabowo melakukan kunjungan kerja ke luar negeri bukan kehendak pribadi. Dasco menyebut kunker Prabowo itu atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kunker itu atas perintah Presiden dalam rapat terbatas untuk meninjau meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang dikunjungi," kata Dasco di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).



Dasco menyebut kunker Prabowo itu atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dasco pun meminta PKS tidak genit.

"Iya (kunker Prabowo ke luar negeri) atas perintah presiden dan seizin presiden. Satu lagi, (PKS) jangan genit," sebutnya.

Prabowo pun angkat bicara mengenai kritikan tersebut. Prabowo mengatakan kunjungannya ke luar negeri bertujuan menjajaki kemungkinan yang terkait dengan alutsista.

"Ya memang kita butuh untuk keliling, untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," kata Prabowo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/1).



Selain itu, menurut Prabowo, perlu dukungan dari negara lain terkait pembelian alutsista.

"Kemudian kita juga harus minta dukungan dari negara-negara lain, karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," ujar Prabowo.
Halaman 2 dari 4
(knv/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads