"Setop bergosip! Ini bisa berdampak ke orang yang rentan terhadap pemikiran bunuh diri," kata Kepala Koordinator Into The Light, Benny Prawira Siauw, kepada wartawan, Minggu (19/1/2020).
Into The Light adalah kelompok pemerhati pencegahan bunuh diri. Benny yang merupakan peneliti kajian bunuh diri (suicidolog) ini menyayangkan warganet yang menarik kesimpulan atas dasar tangkapan layar WhatsApp dan Instagram, seolah-olah menuntut keadilan untuk korban bunuh diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Benny sudah menerima laporan dari orang-orang yang rentan terhadap pemikiran bunuh diri. Nuansa yang tercipta dari keriuhan media sosial internet tidak sehat bagi kesehatan jiwa.
"Pembicaraan yang tidak konstruktif dan suportif itu berpotensi 'trigerring' atau memicu teman-teman yang rentan. Ini akan memicu nuansa depresif," kata Benny memperingatkan bahaya keriuhan di media sosial.
Maka yang perlu dilakukan adalah menunggu keterangan polisi, menghargai privasi keluarga, dan memberikan dukungan moril ke teman-teman dan orang-orang terdekat yang punya kecenderungan bunuh diri.
"Lebih baik kita menyebarkan tentang kesehatan mental, jangan fokus pada satu kasus. Tanyakanlah kondisi teman-teman sekitar yang sedang berada dalam kondisi rentan," kata dia.
Baca juga: Ada Bahaya di Balik Kabar Bunuh Diri Idola |
Peristiwa bunuh diri itu terjadi pada Selasa (14/1) sore pekan lalu. Siswi itu melompat dari lantai 4 sekolah.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini