"Nggak usah dirisaukan, karena stadion itu punya kita, Pemprov Sulsel. Jadi apa pun reaksi-reaksi yang ada, itu akan kita hadapi," kata Nurdin di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Jumat (17/1/2020).
Baca juga: Ricuh Pengosongan Mattoanging |
Nurdin mengingatkan YOSS untuk tidak mempertahankan sesuatu yang tidak memiliki landasan hukum kuat. Sementara itu Pemprov Sulsel juga ingin segera melakukan renovasi Stadion Mattoanging di tahun ini.
"Masa, kita biarkan stadion kita begitu-begitu, kan kita malu semua. Sementara masyarakat bermimpi bisa memiliki stadion bagus," ujarnya.
"Kalau kita hanya bertahan sendiri tanpa landasan hukum yang kuat ya bagaimana, nanti jadi bahan tertawaan," lanjutnya.
Terkait pertemuan lanjutan dengan YOSS, Nurdin mengatakan pihaknya sudah pernah bertemu. Menurut Nurdin, sedari awal pihak YOSS telah mengakui jika Mattoanging bukan miliknya.
"Jangan bikin masalah dulu baru mau ketemu, kita kan sudah dialog dari awal. Dari awal beliau (YOSS) datang ke saya bahwa Bapaknya mengatakan 'jangan pernah berpikir memiliki stadion itu', berarti kan jelas. Kenapa masih bertahan?," imbuhnya.
Nurdin melanjutkan, jika yang dipermasalahkan YOSS ialah hak pengelolaan, Pemprov Sulsel meminta untuk Stadion tersebut diserahkan terlebih dahulu.
"Yang penting ini kan sekarang penertiban aset oleh KPK dan Kejaksaan, ya harusnya diserahkan dulu dong. Kalau sudah diserahin baru kita bicara bagaimana pengelolaan ke depan," tuturnya.
Diketahui, Pemprov Sulsel bersama YOSS hingga saat ini masih berpolemik soal kepemilikan Stadion Mattoanging. Kericuhan sempat terjadi pada Rabu (15/1) lalu saat Pemprov Sulsel hendak menertibkan YOSS dari Mattoanging. Namun hingga saat ini YOSS masih berkantor di Mattoanging dengan dalih menunggu gugatan di pengadilan selesai.
Simak Video "Batu-Busur Melayang Saat Pol PP Lakukan Penertiban di Mattoanging"
(nvl/idn)