"Ini kayaknya pengembangan EWS (Early Warning System) bantuan Jepang. Ini TOA seperti yang dipakai di Jepang, jadi memang mahal," kata Kepala Pusdatinkom BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Kamis (16/1/2020) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa dikendalikan jarak jauh. Seperti sirene yang dipakai BMKG," ujar Agus.
"Sudah sesuai (kebutuhan di Jakarta), itu standar seperti di Jepang," tambahnya.
Tonton juga video PDIP Akan Undang BMKG hingga BNPB di Rakernas I:
Agus mengatakan belum mengetahui secara rinci bagaimana alat yang kemungkinan dikembangkan BPBD DKI Jakarta tersebut. Agus memperkirakan BPBD DKI Jakarta telah memikirkan matang kebutuhan akan alat peringatan bencana tersebut.
"Mungkin sistem TOA itu pengembangan sistem tersebut. Saya belum tahu systemnya kayak apa. Saya kira DKI sudah pikirkan dengan matang sistem yang cocok," imbuh Agus.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta menganggarkan Rp 4,073 miliar untuk menambah 6 Disaster Warning System (DWS) pada tahun 2020. BPBD menyebut DWS bukan seperti pengeras suara atau Toa yang umum ditemukan.
"Pengeras ini bukan Toa biasa karena bisa dipantau dari Pusdatin untuk langsung ke lokasi yang ada. Anggaran tersebut sudah ada di e-bugedting," ucap Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Muhammad Insyaf, saat dihubungi, Kamis (16/1).
Berikut enam lokasi yang akan dipasang DWS di tahun 2020:
1. Bukit Duri, Jakarta Selatan
2. Kebon Baru, Jakarta Selatan
3. Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat
4. Cengkareng Barat, Jakarta Barat
5. Rawa Terate, Jakarta Timur
6. Marunda, Jakarta Utara.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini