Kakek-nenek ini bertahan hidup dalam gubuk reyot berukuran 2x3 meter. Gubuk ini berada di perbukitan, jauh dari permukiman warga
Dibangun menggunakan bahan seadanya dengan atap pelindung alang-alang. Pada bagian dalam gubuk sangat kotor. Hanya ada sejumlah pakaian serta perlengkapan dapur yang berantakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila hujan turun, maka kakek-nenek ini 'bertahan' dalam kondisi basah kuyup. Kondisi penyangga gubuk-yang jaraknya sekitar 500 meter dengan kantor bupati Mamasa ini--juga rawan bila diterpa angin kencang.
![]() |
Untuk bertahan hidup, Pappa membuat anyaman kurugan ayam yang dijual seharga Rp 60 ribu. Tapi jualan ini pun tak tentu pembelinya.
"Sudah sepuluh tahun lebih kami berdua tinggal di sini, tinggal bersama cucu. Untuk bertahan hidup mengandalkan uang hasil berjualan kurungan ayam," kata Mariam, Rabu (15/1/2020).
Mariam mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat. Padahal Mariam dan suaminya berharap bantuan untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka.
"Tidak pernah ada dapat bantuan," ujarnya.
![]() |