Ditembaki Polisi sampai Berlumur Darah, Dikira Buron Ternyata Editor Film

Mesin Waktu

Ditembaki Polisi sampai Berlumur Darah, Dikira Buron Ternyata Editor Film

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Selasa, 14 Jan 2020 15:08 WIB
Foto: Ilustrasi Penembakan Edi Wahyono
Jakarta - Tepat pada tanggal ini 17 tahun lalu nasib apes menimpa seorang editor film Inggris bernama Stephen Waldorf. Mobil yang ditumpanginya tiba-tiba dikepung polisi bersenjata. Polisi tersebut melepaskan sejumlah tembakan yang menyebabkan Waldorf terluka parah.

Kejadian ini terjadi di tengah kemacetan Pembroke Road, kota London. Sesaat sebelumnya mobil Waldorf yang dikemudikan Lester Purdey dibuntuti sejumlah detektif dari Metropolitan Police Service. Polisi menduga di mobil itu adalah buronan bersenjata bernama David Ralph Martin yang kabur dari penjara pada akhir 1982.

Saat arus lalu lintas terhenti karena kemacetan para polisi ini memutuskan menyergap. Peter Finch, polisi yang mengenali sang buronan mendekat dari sisi penumpang. Finch menduga kuat Waldorf adalah buronan yang mereka kejar. Walford saat itu duduk di kursi penumpang bagian depan. Sementara detektif John Jardine bergerak ke sisi yang satu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebetulan Walford saat itu sedang berbalik ke arah pacarnya Susan Stephens yang duduk di kursi belakang. "Saya sedang duduk di kursi penumpang depan dan saya ingat berbalik," ujar Walford dalam program Panorama BBC. Gerakan itu lalu ditafsirkan Finch sebagai ancaman. Finch melepaskan sejumlah tembakan ke arah Walford.

Purdey membuka pintu dan kemudian lari. Walford berniat mengikuti kawannya itu. Namun Finch melanjutkan tembakannya. Jardine pun ikut menembak. Sang editor tergeletak di kursi sopir dengan kondisi berlumuran darah. Para detektif menariknya keluar kemudian memborgol tangannya. Walford menderita luka tembak di kepala, perut, dan hati.

Seorang saksi mata bernama Jane Lamprill pada BBC berkata, "Saya sampai tidak bisa melihat warna rambutnya (Walford) karena begitu banyaknya darah." Polisi segera melarikan Walford yang terluka parah itu ke Unit Gawat Darurat St Stephen Hospital.

Sejam setelah penyergapan itu, perwira senior New Scotland Yard memberi pernyataan maaf pada publik. The Independent menulis pejabat tersebut menilai peristiwa itu sebagai kasus tragis karena kesalahan identitas. Dia pun mengumumkan penyelidikan atas peristiwa itu.

John Jardine dan Peter Finch, dua detektif yang bertugas malam itu kemudian dijatuhi hukuman skorsing. Keduanya pun didakwa melakukan percobaan pembunuhan. Namun akhir tahun 1983 mereka diputuskan tidak bersalah dan dibebaskan dari semua tuduhan tersebut.

Keduanya pun tetap bertugas di kepolisian dengan larangan memegang senjata api. Sementara Walford diberi kompensasi 150 ribu Pound atau menurut bank sentral Inggris (The Bank of England) setara dengan 500 ribu Pound (hampir Rp 9 miliar) untuk nilai saat ini.

Tak lama setelah kasus salah tembak itu, sang buronan David Martin tertangkap. Martin yang dijatuhi hukuman 25 tahun penjara ditemukan tewas gantung diri dalam selnya setahun kemudian.
Halaman 2 dari 2
(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads