"Harus dilakukan kajian komprehensif. Ada berapa yang hidup dari situ, berapa gerak ekonominya," kata Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menanggapi desakan sejumlah legislator untuk menutup lokalisasi Sintai, yang dilansir dari Antara, Senin (13/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di seluruh kota di dunia tidak bisa melepaskan dari itu, slum (kumuh) dan gelandangan pengemis. Itu fenomena yang tidak dapat diabaikan kota," kata Amsakar.
Tonton juga Polisi Bongkar Jaringan Prostitusi Online di Sulsel :
Ia bercerita awal mula pembentukan lokalisasi Sintai berutjuan mengumpulkan wanita tunasusila yang awalnya ada di penjuru kota. Menurut dia, karena pemerintah tidak menginginkan wajah kota terkesan negatif, perempuan PSK di Batam dialihkan ke Sintai.
"Sejak itu pula kesan kota semakin baik," ujarnya.
Mengenai kasus perdagangan manusia yang diungkap Polresta Barelang, yang melibatkan dua anak di bawah umur yang bekerja di Sintai, ia menyerahkan masalah itu kepada aparat penegak hukum. Dia menjelaskan, sesuai ketentuan, Dinas Sosial Kota Batam juga sudah berkoordinasi dengan KPPAD yang menangani masalah anak.
"Ini anak di bawah umur, karena itu sesuai dengan kebijakan kementerian agar pemerintah, Dinsos mengikutsertakan KPPAD dalam penanganan kasus itu," ucap Amsakar.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini