"Saya tidak ada musuh, tidak ada juga warga asing atau mencurigakan, saya baru sebulan menjabat kepala desa," ujar Satria di lokasi kejadian, Sabtu (11/1/2020).
Satria mengatakan ledakan itu terjadi begitu cepat. Saat itu, posisi Satria dengan ayahnya, Halidin, hanya berjarak sekitar 7 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satria mengatakan tidak ada tanda-tanda mencurigakan sebelum kejadian. Desa tersebut juga jauh dari jalan lintas.
Simak Video "Bom Tas Meledak di Bengkulu"
Sebelumnya, polisi menyelidiki kasus bom meledak di Desa Padang Serunaian. Dugaan sementara, peristiwa itu terkait masalah pilkades.
"Dugaannya sementara itu permasalahan pilkades," kata Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno saat dihubungi, Sabtu (11/1).
Ledakan bom itu melukai seorang warga bernama Halidin (60). Dalam pilkades itu, anak Halidin maju dalam pilkades.
"Anaknya yang ikut pilkades, Halidin itu bapaknya. Kemarin beberapa waktu yang lalu ribut, itu didamaikan. Sempat ribut, tapi itu masih dugaan. Kami masih (lakukan) penyelidikan," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini