Ada saksi bisu banjir zaman bahela di pojok kota. Saksi bisu itu adalah bangunan warisan pemerintah kolonial Belanda, yakni pintu air Manggarai, Jakarta Pusat.
"Pintu Air Manggarai adalah saksi bisu bencana banjir Jakarta, sejak dahulu kala," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, dalam keterangan pers tertulisnya, Sabtu (11/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pintu air ini adalah pemegang kendali luapan air di Ibukota terdiri dari dua bangunan pintu air, yaitu Pintu Air Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat (BKB). Pintu ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda, dalam hal ini Departement Waterstaat dari tahun 1920 sampai tahun 1922. Pintu air dibangun dua tahun setelah banjir besar yang melanda Batavia tahun 1918.
Alhasil, dalam banjir-banjir besar berikutnya yang antara lain terjadi tahun 1930, 1942, 1976 hingga 1 Januari 2020, perannya tetap vital.
"Sejarah Pintu Air Manggarai telah memberi peringatan kepada kita semua," kata Agus Wibowo.
![]() |
Simak juga video Pasca Banjir, Sampah Menggunung di Pintu Air Manggarai:
Dilansir dari situs BNPB, ada prasasti berukuran 60 x 40 cm di pintu air bagian utara. Prasasti itu masih asli tertulis dalam bahasa Belanda. Begini bunyinya:
Door de Burgerrij van Batavia Werd Vit erkentelijk heid jegens den Ingenieur van de Waterstraat en Island Burgergelijke openbare werken van Breen out Werper en bouw meester der werken tat banjir vrij making van Batavia. De gedenkplaat aan gebracht in het jaahr MDCCCXIX nadat de eerst groate banjir was afgevoerd door het kanaal dat anvangt bij dezie sluis
Dalam Bahasa Indonesia, prasasti ini memuat ucapan terima kasih dari warga Batavia pada seorang insinyur perairan dan tata kota, Herman van Breen karena telah membangun pintu air tersebut dalam rangka membebaskan Batavia (Jakarta pada saat ini) dari banjir pada 1918. Pembangunan itu dilakukan setelah Batavia mengalami banjir besar di aliran kali Ciliwung di area kanal barat tersebut.
Terakhir, pintu air Manggarai juga menjadi saksi banjir 1 Januari 2020, usai Jakarta diguyur curah hujan tertinggi selama 1,5 abad terakhir. Curah hujan tahun baru kemarin mencapai 377 mm/hari.
BNPB mengajak masyarakat untuk siap menghadapi bencana, tak terkecuali masyarakat Jakarta. Buku saku siaga bencana dapat diunduh di tautan ini.
"Berdasarkan survey, 35% yang mampu menyelamatkan diri adalah kapasitas dirinya yang paham apa yang harus dilakukan saat bencana," kata Agus.
![]() |
Langkah-langkah yang dapat masyarakat lakukan untuk mengantisipasi banjir adalah:
1. Rencana Antisipasi Bencana Catat Nomer Telepon Penting dan bentuk WA grup warga.
2. Siapkan perbekalan untuk 3 hari (Tas Siaga Bencana).
3. Amankan Dokumen Penting dan Barang Berharga.
4. Bentuk Komunitas Tangguh Bencana untuk Kerja Bakti, Tentukan Jalur Evakuasi, Tentukan Tempat Pengungsian, dan Siskamling.
5. Laporkan ke Kelurahan/Kecamatan/BPBD jika ada kerusakan atau tanggul bocor.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini