Cinta Mati Ida untuk Kopral Suud
Kamis, 24 Nov 2005 13:00 WIB
Jakarta - Boleh dibilang, Suud Rusli adalah tentara perkasa. Dia dua kali kabur dari rumah tahanan yang dijaga oleh tentara-tentara gagah sepertinya. Tapi, di balik keperkasaan 'pensiunan' kopral dua itu, ternyata ada sosok perempuan yang bisa jadi lebih perkasa dibanding Suud. Perempuan itu adalah Ida Nurhandayani.Bagaimana tidak perkasa lha wong perempuan 23 tahun lulusan sebuah SMK itulah yang dua kali 'memfasilitasi' kaburnya Suud dari sel. Suud pertama kali kabur dari penjara Pom TNI AL di Jalan Bungur, Senen, Jakarta Pusat, pada 5 Mei 2004. Suud kabur dengan cara menggergaji selnya bersama Letda (Mar) Syam A Sanusi. Idalah yang diduga menyusupkan gergaji ke sel kekasihnya itu saat menjenguk. Dia juga diketahui berutang Rp 300 ribu sebagai ongkos pelarian Suud. Duit itu diutangnya dari seorang polisi berpangkat Iptu. Terpaksa sang Iptu diperiksa juga oleh penyidik. Dalam kasus ini, Ida dikenai status tersangka. Dia dijerat pasal 221 ayat (1) huruf 1e KUHP. Ida dibekuk polisi saat menginap di Hotel Citra Inn, Kabupaten Bekasi, pada 14 Juni 2004. Tapi bagaimana kabar Ida selanjutnya, menguap begitu saja. Luput dari pemberitaan pers.Sementara, Suud dibekuk aparat lewat baku tembak di Malang pada 31 Mei 2005, atau setengah bulan sebelum Ida ditangkap. Suud kemudian ditahan di Rumah Tahanan Militer (RTM) Cimanggis untuk menunggu eksekusi hukuman mati karena berkomplot membunuh bos Asaba, Boedyharto Angsono, pada 19 Juli 2003.Tak dinyana, Suud kabur lagi pada 6 November 2005 pukul 03.00 WIB. Lagi-lagi dia menggergaji selnya dan kabur dengan cara menjalin seprei dan sarung. Nah, lagi-lagi Ida Nurhandayani, yang saat itu tercatat sebagai pekerja Minimarket Reno, Depok, mengambil peran penting.Perempuan berambut pendek itulah yang dituduh menyelipkan gergaji dan seprei ke sel pacarnya itu pada 3 November, alias saat hari Idul Fitri.Setelah kabur, dengan kaki terpincang-pincang akibat dibedil di Malang dulu, Suud langsung menelepon kekasihnya yang bekerja di Minimarket Reno. Mereka lalu bertemu dan bersembunyi di Jagakarsa, atas bantuan Neneng, teman Suud. Dua hari kemudian mereka pindah ke rumah Toyib di Subang, Jawa Barat. Toyib adalah kakak Neneng.Di Subang, kedua pasangan ini dinikahkan secara siri. Suud tampaknya ingin menata hidupnya. Dia berniat bertani dan belajar agama pada Toyib.Tapi, nasib bicara lain. Aparat untuk kedua kalinya membekuk Suud di sebuah saung pada Rabu pagi kemarin. Di samping Suud ada Ida, perempuan yang baru dikawininya seminggu sebelumnya.Meski suaminya diperlakukan bak hewan ternak, diikat tali di tangan, kaki dan lehernya, namun Ida tetap tidak peduli. Dia tetap cinta mati pada sang kopral. Bila Anda menyaksikan gambar penangkapan Suud di televisi, akan tampak sosok perempuan muda yang sibuk menyuapi Suud yang matanya ditutupi kain. Dia adalah Ida. Di tengah cecaran wartawan dan sorot kamera, Ida dengan sabar dan tenang menyuapi suami tercintanya itu. Kini Ida menjadi pesakitan di Polda Metro Jaya.Berdasar cerita di atas, cinta Ida pada Suud, duda beranak satu, tak usah dipertanyakan lagi. Hidup mati ikut Suud, begitu kira-kira. Jika ingin bukti lagi, inilah surat pamitan Ida pada orangtunya saat hendak kabur bersama pujaan hatinya:To: Ayah dan Ibu sekeluarga.Maaf Ida pergi tlg jgn dicari. Ida tdk bisa hdp tanpa mas Rusli. Ida sayang sama semua. Maafkan Ida.
(nrl/)