Saat AS-Vatikan Pulihkan Hubungan Diplomatik Setelah 117 Tahun Renggang

Mesin Waktu

Saat AS-Vatikan Pulihkan Hubungan Diplomatik Setelah 117 Tahun Renggang

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Jumat, 10 Jan 2020 18:36 WIB
Presiden Ronald Reagan bertemu Paus Yohanes Paulus II di Alaska pada Mei 1984. (Reagan Presidential Library)
Jakarta - Tepat 36 tahun yang lalu, Amerika Serikat memulihkan hubungan diplomatik dengan Takhta Suci Vatikan. Hubungan keduanya sempat merenggang selama hampir 117 tahun akibat persoalan sentimen keagamaan di Amerika Serikat.

Sejarah hubungan AS dengan Vatikan dimulai pada 1797 di bawah Presiden George Washington dan Paus Pius VI. Namun baru pada tahun 1848, Presiden James K Polk menunjuk Jacob L Martin sebagai charge d'affaires atau utusan diplomatik di bawah tingkat duta besar.


Martin menyerahkan surat kepercayaannya kepada Paus Pius IX pada 19 Agustus 1848. Thomas Patrick Melady, Duta Besar AS untuk Vatikan periode 1989-1993 dalam artikel US-Vatican Relations: 25th Anniversary and a New President menuliskan setelah periode Martin, AS mengutus lima diplomat ke Vatikan secara berturut-turut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai kemudian Rufus King yang pensiun dari jabatannya pada tahun 1867. Setelah King tidak ada lagi perwakilan diplomatik AS di Vatikan. Renggangnya hubungan itu setelah Kongres AS meloloskan undang-undang yang melarang pendanaan untuk misi diplomatik ke Vatikan pada Februari 1867.

Keputusan kongres itu muncul karena menguatnya sentimen anti-Katolik pada pertengahan abad itu sebagai bagian peningkatan drastis jumlah imigran yang berasal negara mayoritas Katolik seperti Irlandia, Italia, dan Spanyol.

Sentimen ini semakin memburuk setelah peristiwa pembunuhan Presiden Abraham Lincoln pada 1865. Pasca pembunuhan tersebut Mary Surrat, seorang perempuan Katolik dituding terlibat. Mary Surrat akhirnya dijatuhi hukuman gantung. John Wilkes Booth, penembak Lincoln mendapat perlindungan dari penduduk di selatan Maryland dan Virginia yang kebetulan Katolik.

Sementara anak Mary, John H Surrat yang juga dituding terlibat berhasil melarikan diri. Artikel The Civil War Era Catholic Press on the Trial and Execution of Mary Surratt karya Kenneth J Zanca yang dimuat dalam jurnal American Catholic Studies, menyebut John dilindungi imam Katolik di Montreal.


John kemudian berhasil diselundupkan ke Inggris lalu menetap di Roma. Artikel Zanca juga menuliskan John yang mengubah nama belakangnya jadi Watson sempat bergabung dengan pasukan pengawal Paus. Meski pada akhirnya identitasnya terbuka dan kemudian dikirim kembali ke AS untuk menjalani hukuman.

Masa interregnum atau kekosongan hubungan diplomatik antar dua negara ini berlangsung 117 tahun. Komunikasi sebatas utusan pribadi yang dikirim sejumlah Presiden AS untuk membicarakan masalah-masalah kemanusian. Baru pada 10 Januari 1984, pemerintahan Presiden Ronald Reagan dan Paus Yohanes Paulus II mengumumkan kesepakatan membangun hubungan diplomatik.

"AS dan Tahta Suci dalam rangka meningkatkan hubungan persahabatan yang telah terjalin memutuskan dengan kesepakatan bersama membangun hubungan diplomatik pada level kedutaan besar untuk AS dan apostolic nunciature untuk Tahta Suci," ujar John Hughes, juru bicara Departemen Luar Negeri AS seperti yang dikutip The New York Times pada 11 Januari 1984.

Tak ada riak penolakan yang berarti di AS atas kebijakan Presiden Reagan itu. Reagan mengutus kawannya William A Wilson seorang pebisnis yang telah menjadi utusan pribadinya untuk Vatikan sejak 1981 sebagai Duta Besar AS untuk Vatikan yang pertama. Sementara Vatikan mengutus Uskup Agung Pio Laghi.
Halaman 2 dari 3
(pal/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads