Untuk kegiatan rohani, medsos jadi sumber utama milenial mulai dari jadwal sholat hingga update ceramah dari ustaz favorit. Para ustaz favorit milenial, misal Hanan Ataki, memang rajin mengunggah ceramah dan berinteraksi online dengan para jamaah.
Mendengarkan ceramah lewat medsos, nyatanya memang memudahkan generasi milenial dan generasi Z memperbaiki diri dan lebih dekat pada Allah SWT. Milenial tak perlu lagi repot datang ke masjid atau majelis untuk menambah ilmu agama. Milenial bahkan bisa memilih topik ceramah favorit.
Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia Arief Rosyid lewat buku, 'Masjid Milenial, Bagaimana Generasi Milenial Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid' menyebut sejumlah hal yang harus diperhatikan saat mendengar ceramah di media sosial. Berikut ini antara lain yang disarankan oleh Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
1. Dengarkan utuh
Saat ini, banyak sekali akun medsos yang kerap mengunggah ceramah ustaz tanpa diketahui sosok adminnya. Ceramah kadang hanya diupload sebagian dengan penekanan pada topik tertentu. Inilah yang harus diperhatikan, karena upload sebagian rentan menimbulkan salam paham terhadap isi ceramah. Akibatnya ustaz atau isi ceramah yang awalnya untuk kebaikan umat, justru menjadi bahan ejekan netizen.
Karena itu, sangat disarankan mendengarkan utuh isi ceramah bukan yang sepotong-sepotong. Milenial juga jangan cepat terpancing pada materi yang bersifat mencela atau memperingatkan sebelum mendengarkan utuh isi ceramah.
2. Mencari informasi dengan benar
Seiring perkembangan medsos , muncul fenomena post truth di kalangan milenial dan masyarakat umum. Fenomena ini adalah meyakini suatu hal lalu mencari pembenarannya lewat berbagai sumber termasuk medsos. Meskipun, kebenaran hal yang diyakini bisa saja salah atau tidak 100 persen.
Post truth berisiko menimbulkan diskusi tidak sehat yang berujung konflik di medsos maupun dunia nyata. Sayangnya, fenomena ini justru makin menjadi seiring besarnya pengguna internet dan medsos.
Bagi generasi milenial disarankan selektif memilih informasi yang beredar dan mencari kebenarannya lewat media lain, misal buku. Apalagi yang mengklaim sesuai ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW. Seluruh informasi terkait Rasulullah SAW terangkum dalam hadist shahih, dengan perawi yang telah teruji kebenaran dan kejujurannya. Hadist dan seluruh sejarah hidup Nabi Muhammad SAW ditujukan untuk kebaikan, bukan mengakibatkan konflik atau menurunkan kualitas umat.
3. Jangan lupakan ke masjid
Ceramah kini memang bisa dinikmati lewat medsos atau majelis virtual lain tanpa perlu datang ke masjid. Namun bukan berarti milenial tak perlu datang ke masjid, kecuali untuk sholat atau memperingati hari besar Islam.
Milenial tetap perlu datang ke masjid, karena dari situlah berbagai informasi terbaru dan pengetahuan bisa diterapkan untuk kebaikan masyarakat. Masjid yang makmur dan ramai didatangi jamaah memiliki peran yang besar bagi kemajuan lingkungan sekitar.
Namun memang diperlukan perubahan untuk membuat masjid lebih ramah bagi generasi milenial dan generasi Z. Misal memiliki aplikasi online yang mengunggah kegiatan rutin, ceramah, dan jadwal sholat. Selain itu, pengetahuan lebih update juga harus dimiliki takmir yang mengelola masjid termasuk acara yang menarik perhatian milenial misal zikir dan tabligh akbar.
Kumpulan berita harian Hikmah terbaru dan terlengkap seputar Islam dan kisah inspiratif bisa dibaca di sini.
Tonton juga Kemendikbud Tetapkan "Milenial" Jadi Kata Terpopuler 2019 :
(erd/erd)