"Saya bukan apa-apa, tapi saya harus menjadi segalanya. - Karl Marx - Selamat pagi #SahabatKAI," cuit KAI sebagaimana tangkapan layar dari akun resmi @KAI121 yang beredar di Twitter hingga Facebook.
Baca juga: Geger Razia (Tanpa Menyita) Buku Marxisme |
Cuitan itu ditulis pada Selasa (7/1/2020) kemarin. Bila ditelusuri, kutipan itu berasal dari tulisan Marx tahun 1843 berjudul 'Sebuah Kontribusi terhadap Kritik Filsafat Hak dari Hegel'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. - Aristoteles - Selamat pagi #SahabatKAI," cuit @KAI121 pada Selasa (7/1) pukul 08.57 WIB.
"Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis."
β Kereta Api Indonesia (@KAI121) January 7, 2020
- Aristoteles -
Selamat pagi #SahabatKAI#AyoNaikKereta #WonderfulIndonesia | πΈ: Aldie Aiman pic.twitter.com/5qE9PcvoEd
Sejurus kemudian, warganet mulai memperbincangkan keputusan KAI untuk mengganti kutipan Marx dengan Aristoteles. Ada yang menganggap kutipan Marx sudah bagus dan tidak perlu diganti. Ada juga yang berkomentar menggelitik.
"Keretanya pindahin jalur kiri ya min?" cuit salah satu akun Twitter. Memang banyak komentar bernada bercanda, namun ada pula akun yang bertanya serius soal jadwal kereta.
Dihubungi terpisah, Vice President Public Relation KAI Yuskal Setiawan menjelaskan alasan KAI menghapus kutipan Marx dan menggantinya dengan kutipan Aristoteles.
"Tujuannya untuk memberikan kata motivasi. Namun untuk menghindari persepsi yang berbeda, quote dihapus. Untuk itu kami lakukan pembinaan lebih lanjut kepada jajaran kami," kata Yuskal kepada wartawan, Kamis (9/1/2020).
![]() |
Adakah yang salah dari kutipan Marx sehingga harus diganti? "Nggak ada yang salah," jawab Yuskal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini