"Kepada semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada dalam lingkup Pemkab Gowa, tetap mengaktifkan handphone-nya 1x24 jam dan camat tidak meninggalkan tempat," kata Adnan dalam keterangannya, Kamis (9/1/2020).
Adnan menyebut cuaca ekstrem kapan saja bisa datang saat memasuki musim hujan. Dampak dari cuaca ekstrem tersebut memerlukan penanganan cepat oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, BMKG memprediksi angin monsun Asia akan memasuki wilayah Sulsel pada 10-12 Januari. Dampak dari angin monsun Asia ini diperkirakan akan menyebabkan hujan lebat dengan intensitas tinggi.
"Dengan tegas akan memberikan sanksi kepada camat jika didapati meninggalkan tempat tanpa ada izin sama sekali," tuturnya.
Untuk diketahui, Kabupaten Gowa dialiri dua sungai besar, yakni Sungai Jeneberang dan Sungai Jenelata. Perambahan dan alih fungsi hutan yang berlebih telah membuat dua daerah aliran sungai (DAS) tersebut mengalami pendangkalan dan kondisinya kritis.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pada apel siaga bencana di Kota Makassar, Rabu (8/1) lalu menyebut wilayah di sekitar DAS Jeneberang dan DAS Jenelata harus disiagakan saat hujan terjadi.
"Ini hulu kita ini sudah bermasalah. Jadi saya ingin sampaikan bahwa kenapa kita harus siap siaga, ini menghadapi curah hujan yang ekstrem," kata Nurdin di Lapangan Karebosi, Makassar. (nvl/aan)