Bali - Maskapai penerbangan swasta Air Paradise International (AP) milik pengusaha Bali menyatakan bangkrut dan berhenti beroperasi mulai hari ini, Rabu (23/11/2005) sebagai dampak Bom Bali II. Demikian disampaikan Owner Air Paradise International I Made Wiranatha didampingi Deputy Manager Director Berry Hass, serta GM Affair I Putu Oka dalam jumpa pers di kantornya di Kerobokan, Kuta, Bali, Rabu (23/11/2005). Acara penutupan ini dihadiri puluhah karyawannya. βPada prinsipnya saya mohon maaf sebesar-besarnya karena untuk sementara kami merasa tidak bisa melasanakan Air Paradise ini. Semua akibat kejadian Bom Bali 1 Oktober lalu,β katanya. Wiranatha mengatakan menghentikan operasional empat armada Air Bus 300-600 karena rendahnya
occupay penumpang akibat sebagian besar penumpang melakukan pembatalan penerbangan (canceling) secara mendadak. Pembatalan jumlah penumpang pasca ledakan Bom Bali II mencapai 12.800 penumpang. Padahal sebelum kejadian bom, load factor penumpang pesawat AP rata-rata mencapai 75 persen dari jumlah tempat duduk setiap pesawat yang mencapai 277 seat. Setelah bom, kursi yang terisi hanya mencapai 10-30 persen. Wiranatha mengaku telah berupaya mengatasi kondisi itu dengan melakukan penciutan jadwal penerbangan namun usaha itu mentok dan tetap saja jumlah penumpang sangat-sangat kecil. Penumpang membatalkan penerbangan karena mengaku khawatir dengan adanya bom bunuh diri. Kondisi kian runyam, dengan ditayangkannya VCD teroris di televisi. βSaya mohon maaf atas kejadian ini, dan mudah-mudahan semua bisa mengerti atas keputusan yang kita ambil ini. Kami mungkin akan bangkit kembali sambil menunggu investor yang bisa diajak kerjasama,β ujarnya sedih. Terkait dengan 2000 penumpang baik yang ada di Bali maupun Australia yang telah memiliki tiket penerbangan maka pihaknya sudah mengadakan kerjasama dengan Qantas Airlines untuk pengalihan penumpang. Maskapai Air Paradise International mulai beroperasi sejak 16 Februari 2003 silam dengan melayani route Denpasar-Sydney, Denpasar-Brisbane, Denpasar-Adelaide, Denpasar-Melbourne, Denpasar-Perth, Denpasar-Inchoen (Korea), Denpasar-Kansai dan Denpasar-Haneda (Jepang). Maskapai ini aadalah milik pengusaha Bali yang bercita-cita melayani penerbangan wisatawan ke Bali. Mengenai nasib lebih dari 350 karyawan termasuk awak pesawat, Wiranatha menyatakan akan mengupayakan penyelesaian secara kekeluargaan. Pihaknya mengaku belum membahas kemungkinan PHK karyawannya.
(ahm/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini