Saat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih intensif, dokter mendiagnosis Sadako terkena leukimia. Dokter pun memberitahu keluarga bahwa usia Sadako tak lebih dari setahun. Tidak seorang pun keluarganya yang percaya. Pada 21 Februari, Sadako memasuki Rumah Sakit Palang Merah Hiroshima.
Waktu itu mereka menyebut leukemia sebagai "penyakit bom atom". Hampir setiap orang yang menderita penyakit ini meninggal, dan Sadako sangat ketakutan. Sadako ingin kembali ke sekolah. Namun dia harus tinggal di rumah sakit tempatnya menangis dan menangis.
![]() |
Setelah mendengar legenda itu, Sadako memutuskan untuk melipat 1.000 bangau dengan harapan bisa sembuh kembali. Dia terus melipat bangau dengan ceria dan penuh harapan meskipun sangat kesakitan. Sampai tiba suatu titik dimana dia tidak bisa melipat lagi dan kemudian wafat dalam usia 12 tahun dengan 644 bangau kertas di kamarnya.
Semua orang sangat sedih. Teman-teman sekelas Sadako memutuskan untuk membentuk klub bangau kertas untuk menghormatinya. The Japan Times menyebut teman-teman Sadako berjanji di depan jasadnya yang dikremasi bahwa mereka akan membangun sebuah monumen untuk menghormatinya.