Shafa Nadifa (16) siswi kelas 11 misalnya. Shafa mengatakan suasana KBM di perpustakaan tidaklah kondusif. Proses belajar mengajar juga tidak efektif.
"Di perpustakaan ada tiga kelas jumlahnya 108 orang sedangkan gurunya satu, suasananya jadi nggak kondusif terus pembelajaran juga jadi kurang, saking banyaknya. Suara gurunya juga kurang kedengeran saat menjelaskan," kata Shafa di SMAN 8 Jakarta, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dirinya juga kesulitan untuk menulis karena tidak adanya meja di perpustakaan. Jumlah pelajaran, kata Shafa juga berkurang menjadi tiga pelajaran dari biasanya yang mencapai 5 pelajaran dalam sehari.
"Terus kan kita juga kursi-kursi doang, jadi meja nggak ada, jadi kurang bisa menulis. Terus sekarang juga jadinya satu hari cuman 3 pelajaran doang, awalnya bisa 4 sama 5," kata Shafa.
Hal senada juga diungkapkan Arzeti Puspadewi (17). Siswi kelas 11 itu mengatakan bahwa suara bising siswa yang tergabung dalam tiga kelas membuat proses belajar menjadi tidak fokus.
"Bising banget, Nggak fokus belajar. Kadang-kadang satu kelas aja nggak fokus apalagi tiga kelas gitu kan, tambah nggak fokus," kata Arzeti.
Arzeti berharap kelasnya yang berada di lantai 1 bisa dipakai kembali dengan kondisi nyaman. Proses belajar mengajar, kata Arzeti juga diharapkan bisa kembali normal dan berlangsung kondusif.
"Pengennya sih semoga kelasnya bisa cepet bersih, bisa cepet dipakai kembali, bisa kondusif lagi, karena kita juga pengen belajar dengan nyaman kan," tutur Arzeti.
Halaman 2 dari 2