Kutuk Pembunuhan Jenderal Iran, MUI Bicara Ancaman-Petaka Besar

Kutuk Pembunuhan Jenderal Iran, MUI Bicara Ancaman-Petaka Besar

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Sabtu, 04 Jan 2020 23:59 WIB
Qasem Soleimani saat menghadiri rapat di Teheran, Iran, dalam foto pada September 2016 (Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP, File)
Jakarta - MUI mengutuk serangan militer AS yang menewaskan Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Soleimani tewas bersama komandan milisi Hashed al-Shaabi -- milisi Irak pro-Iran, Abu Mahdi al-Muhandis.

"MUI mengutuk dengan keras pembunuhan terhadap Jenderal Iran, Qasem Soleimani yang tewas bersama pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Bandara Internasional Baghdad Irak yang diserang dengan rudal dari drone AS," kata Sekjen MUI Anwar Abbas dalam keterangannya, Sabtu (4/1/2020).


Anwar menilai serangan AS terhadap Soleimani akan memicu ketegangan dan ancaman baru. Iran, menurutnya, tidak tinggal diam dan akan melancarkan pembalasan yang menimbulkan petaka besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembunuhan yang dilakukan secara terencana oleh pemerintah AS ini tentu jelas akan memantik ketegangan dan ancaman baru karena jelas pemerintah Iran sebagai negara yang berdaulat tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah AS tersebut dengan caranya sendiri," ujar Anwar.

"Yang mungkin saja tidak terperhitungkan kapan dan bagaimana bentuknya oleh AS dan negara lain sehingga tidak mustahil hal demikian akan bisa menimbulkan bencana dan malapetaka yang jauh lebih besar lagi," imbuhnya.


Anwar mengatakan pihaknya meminta Amerika dan negara adikuasa lainnya tidak menggunakan cara-cara kekerasan dan tidak beradab dalam menyelesaikan masalah. Menurutnya, cara-cara itu bisa menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.

"Sehingga selain tidak mudah untuk menyelesaikannya, juga akan bisa menyeret dan merusak kehidupan rakyat dan masyarakat di negara lain karena naiknya harga minyak dunia dan terganggunya perdagangan internasional yang ada," tegasnya.


Sebelumnya diberitakan, serangan udara AS di Baghdad, Irak, menewaskan Soleimani yang menjabat Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran. Total lima personel Garda Revolusi Iran dan lima anggota milisi Hashed al-Shaabi yang pro-Iran tewas dalam serangan yang dilancarkan oleh drone militer AS di luar kompleks Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1) pagi waktu setempat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan dirinya memerintahkan pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani untuk menghentikan perang, bukan untuk memulai perang baru. Diungkapkan Trump bahwa Soleimani sedang merencanakan serangan jahat terhadap diplomat dan tentara AS.

"Soleimani merencanakan serangan segera dan jahat terhadap para diplomat dan personel militer Amerika tapi kita menangkapnya saat beraksi dan mengakhirinya," ucap Trump.
Halaman 2 dari 2
(azr/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads