"Benar, sebagian nelayan khawatir melaut, karena mereka berpikir akan ada ancaman oleh nelayan asing. Nelayan saya kalau di laut tidak berani tidur saat istirahat, sebab khawatir ditabrak nelayan asing," kata Herman dihubungi di Natuna, seperti dikutip Antara, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau coast guard mereka melakukan itu, kenapa kita tidak. Lakukan hal yang sama agar nelayan kami juga aman melaut," ujarnya.
"Saya akan coba usulkan lagi bantuan ke pihak terkait, agar nelayan kita dibekali dengan sarana atau alat HT," imbuh Herman.
Selain itu, Herman juga mengimbau kepada semua nelayan supaya tidak takut melapor jika mendapat ancaman dari nelayan asing. Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada TNI AL, Bakamla dan KKP yang telah bertindak cepat menanggapi laporan masyarakat atas masuknya kapal ikan asing di laut Natuna.
"Kita apresiasi, tidak lama setelah viral masalah ini, pihak keamanan langsung bertindak," tuturnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Kepri, Isdianto meminta pihak berwenang melindungi nelayan tradisional di Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas dari intervensi nelayan asing. Apalagi, lanjut dia, kapal nelayan asing memiliki peralatan yang jauh lebih canggih dibanding nelayan tempatan.
"Kasihan nelayan-nelayan kita, mereka sekarang jadi ketakutan turun melaut. Makanya kalau digertak nelayan asing, nelayan kita tak bisa berbuat banyak," katanya.
Mantan Kepala BP2RD Kepri ini turut meminta pemerintah pusat dapat mengambil langkah tegas dan konkret terkait keberadaan kapal nelayan asing di Natuna.
"Kami sudah surati pemerintah pusat, biar masalah ini tidak berlarut. Sehingga nelayan kita tenang melaut dan menikmati hasilnya," imbuhnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini