Namun tidak seperti kebanyakan warga, Yombaediah (51) dan menantunya Nurul Anisa (26) mempunyai cara unik untuk menerangi rumahnya di RT 14/2 Kampung Pulo, Jakarta Timur. Yombaediah menggunakan garpu sebagai alat penerang dengan menaruh beberapa helai kapas. Lalu, di bawahnya ia letakkan mangkuk kecil berisi minyak sayur.
"Jadi kapas ini dimasukin ke sela-sela garpu terus ke minyak sayur juga ya, jadi kayak sumbu kan, terus nyalain api dah di atas kapas yang udah dimasukin ke sela-sela garpu," ujar Yombaediah kepada wartawan di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yombaediah menilai metode kapas ini tidak seperti lilin yang boros penggunaannya. Metode ini, menurut Yombaediah tidak berasap dan tidak mudah goyang.
"Kalau pakai lilin boros, terus ngeri juga takut kita ketiduran. Takutnya kan jatuh terus ke bahan yang mudah kebakar. Kalau ini kan nggak berasap, nggak goyang-goyang juga," ujar Yombaediah.
Nurul Anisa juga mengatakan metode ini tidak akan membahayakan jika dinyalakan semalaman. Karena api di atas garpu, kata Nurul, akan mati jika minyak sudah habis.
"Tidak (bahaya kalau dinyalakan semalaman). Paling minyak sih kalo mau nyala terus. Kalau minyak habis ya mati, kapas sih bakal segitu aja meskipun gosong kebakar api," ujar Nurul.
Nurul berharap, air dan lumpur yang menggenangi rumah warga di kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur segera surut dan bersih. Dengan begitu, kata Nurul, listrik akan menyala kembali dan warga bisa melanjutkan aktivitasnya.
"Mudah-mudahan cepat ya surutnya, terutama lumpurnya. Jadi listrik bisa nyala lagi. Saya juga kan bisa beberesih rumah," tutur Nurul.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini