Antisipasi Banjir Jakarta-Bekasi, Angkasa Digarami

Round-Up

Antisipasi Banjir Jakarta-Bekasi, Angkasa Digarami

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 03 Jan 2020 20:07 WIB
Foto: Banjir Jakarta (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Awal tahun baru di Ibu Kota dan daerah penyangganya dirundung duka karena bencana banjir yang memakan puluhan korban jiwa. Pemerintah berusaha mengantisipasi kejadian serupa dengan menggarami angkasa.

Diawali hujan sejak Selasa (31/12/2019) sore hingga pergantian tahun, Rabu (1/1/2020), DKI Jakarta dilanda banjir. Bogor, Depok, Tangerang hingga Bekasi tak luput dari terjangan air sungai yang meluap imbas intensitas hujan deras.

Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lebih dari 40 orang meninggal dunia akibat banjir. Angka tersebut merupakan data terakhir yang dihimpun BNPB hingga pukul 15.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo mengatakan ada tiga korban tambahan yang ditemukan meninggal di wilayah Kota Bekasi.

"Untuk korban meninggal tadi siang kita update sekitar 43 orang meninggal. Ini kemudian, setelah suasana agak reda, air surut, ada beberapa laporan masuk lagi, seperti di Kota Bekasi ada tambahan tiga orang lagi. Tiga orang ditemukan meninggal. Masih kita konfirmasi nama namanya," kata Agus di Graha BNPN, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020).

Mengantisipasi banjir di Jabodetabek, pemerintah berusaha memodifikasi cuaca.


Tonton juga Kurangi Hujan, TNI AU Modifikasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya :




Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama BNPB menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meminimalisir hujan lebat di Jabodetabek. Modifikasi cuaca ini dimaksudkan untuk mengarahkan hujan agar tidak turun di Jabodetabek. Bagaimana caranya?

Peresmian penerapan teknologi modifikasi cuaca ini dilaksanakan di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, oleh Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala BMKG Dwikorita serta Kepala BPPT Hammam Riza.

"Pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca untuk meminimalkan dampak bencana banjir di Jabodetabek dengan upayakan redistribusi curah hujan dengan mengurangi intensitas hujan yang turun di Jabodetabek," kata Hammam.

Hammam menjelaskan nantinya hujan yang seharusnya mengguyur Jabodetabek akan diturunkan lebih dulu di Selat Sunda dan Laut Jawa sehingga intensitas di Jabodetabek bisa berkurang. Operasi TMC ini akan dilaksanakan sepanjang dibutuhkan pada periode puncak musim hujan demi meminimalisir dampak banjir.


Modifikasi ini akan dilakukan dengan menggunakan garam yang ditaburkan dua pesawat TNI AU jenis CN295 dan Casa 212. Hammam menyebut total 3,2 ton garam bakal disebar di awan-awan hujan setiap kali jalan.

"Penerbangan TMC akan dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AU yg menyediakan 2 pesawat dan disesuaikan dengan kebutuhan, CN295 dari skuadron 2 Halim PK, ini sekali turunkan 2,4 ton garam yang bisa disemai, dan Casa 212 200 dari skuadron udara 4, sekali angkat 800 Kg garam," ujar Hammam.

Kepala BNPB Doni Monardo berharap curah hujan yang turun di Jabodetabek bisa berkurang hingga 20 persen dengan teknologi ini. "Saya mengatakan 20 persen (berkurang) saja sudah alhamdulillah. Kalau 20 persen saja (berkurang) dari 377 milimeter per hari, ini sudah sangat membantu. Artinya luapan air tidak perlu sampai ke darat," ucap Doni.
Halaman 2 dari 2
(gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads