"Ini paling parang, seumur hidup paling parah. Kalau yang dulu air naiknya lama, tapi evakuasi cepat," kata warga Ciledug Indah, Asrikin, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 90-an masih 1 meter, yang gila itu mulai 2000-an," ujarnya.
Rumah Asrikin berhadapan langsung dengan Kali Angke yang meluap dan menyebabkan banjir. Banjir tahun ini menurutnya begitu cepat merendam rumah-rumah warga.
"Hari Rabu itu saya bangun pukul 05.00 buat buat solat Subuh, pukul 05.10 WIB air sudah masuk rumah," ujarnya
Dia juga membandingkan kondisi tahun ini dengan banjir parah tahun 2007. Ketika itu banjir juga merendam rumah sekitar 2 meter, namun penanganan cepat dilakukan.
"Dulu 2007, langsung ada tim SAR, bantuan diturunkan pakai helikopter. Tahun ini nggak," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan warga lainnya, Robert. Dia mengaku sempat berenang ke luar kompleks untuk membeli makanan.
"Saya berenang dari rumah ke depan. Begitu liat listrik nyala, saya takut, berenang lagi, liat listrik lagi, wah mati ini," ujarnya.
Robert mengaku terpaksa berenang karena tak ada tim SAR yang membantu evakuasi hingga ke rumahnya yang berada di sudut kompleks. Minimnya bantuan juga membuat Robert dan anaknya bertahan di lantai 2 rumah dengan makanan seadanya.
"Hari pertama itu belum ada bantuan, jadi ada Indomie. Itu aja saya masih air galon, makan sama anak," ucapannya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini