Rapat digelar di Aula Sutopo, Lantai 15 Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, pukul 10.30 WIB. Rapat digelar tertutup. Seusai rapat, Wishnutama mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan BNPB guna mempersiapkan konsep sistem manajemen krisis di tiap tempat wisata.
"Jadi seperti tadi disampaikan bahwa pentingnya rasa aman dan nyaman security dan safety itu adalah menjadi salah satu top of mind dari tujuan wisata. Oleh karena itu, kami sudah berkoordinasi sebetulnya dengan Pak Doni bagaimana kita mempersiapkan manajemen, termasuk manajemen krisis dan sebagainya dan bagaimana kalau terjadi bencana," kata Wishnutama di lokasi, Jumat (3/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Doni mengatakan langkah pertama yang akan dilakukan ialah menyiapkan kajian akademis, dari segi geologis hingga ekonomi. Sebab, menurutnya, tiap tempat wisata memiliki karakteristik yang berbeda.
"Langkah pertama kita akan membuat sebuah kajian, kajian akademis dan juga berhubungan dengan kajian geologis, vulkanologis, termasuk ekonomis. Kenapa itu penting, karena setiap daerah itu memiliki karakteristik ancaman yang berbeda," kata Doni.
"Daerah destinasi wisata ini masing-masing ancamannya berbeda, jadi kita ketahui dulu jenis ancaman yang ada, kemudian kita siapkan fasilitas, baik itu lembaga, SDM-nya, termasuk peralatan karena ada anggarannya," lanjut Doni.
Untuk itu, BNPB, jelas Doni, akan membantu mensinergikan jajaran Kemenpar dengan BPBD di wilayah destinasi wisata. Sinergi ini diklaim akan memunculkan masukan-masukan untuk menjadi konsep mitigasi kebencanaan di tiap tempat wisata.
"Sehingga BNPB berinisiatif untuk mencari terobosan, bagaimana sekat-sekat ini bisa terbuka dan ke depan bagaimana ini bisa bersatu semua. Sehingga kita punya konsep proposal di mana proposal yang akan kita laporkan ke presiden untuk menentukan langkah-langkahnya," tutur Doni. (eva/gbr)