"Namun tim kita sudah berhasil melepaskan jeratan benang nilon yang ada di kakinya. Gajah tersebut sudah diberikan pengobatan oleh tim media kita. Saat ini gajah liar sudah dikembalikan ke kelompoknya," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyobo kepada detikcom, Jumat (3/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim gabungah BBKSDA Riau bersama Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo, Balai TNTN dan pihak perusahaan untuk segera bertindak memberikan pengobatan," kata Haryono.
Selama dalam pantauan tim, kata Haryono, gajah anakan tersebut terus bergerak bersama rombongannya. Baru pada 30 Desember 2019, tim kembali menemukan kelompok gajah liar ini. Pada 31 Desember, tim gabungan dengan menggunakan gajah jinak bisa menembus kelompok gajah liar tersebut.
"Dilakukan penembakan bius di lokasi yang sudah berada di Kabupaten Pelalawan. Setelah ditembak bius, anak gajah tersebut pun tertidur," kata Haryono.
Selama gajah anakan ini tertidur selama 2 jam, tim membuka benang nilon yang menjerat di kaki depan sepekan kirinya. Selanjutnya mengobati luka bekas jeratan tersebut.
"Pergelangan kaki depan kirinya luka akibat jeratan dan membengkak. Mengalami nekrosa, infeksi dan myasisi. Gajah mengalami anemia berat dengan kondisi yang sangat pucat. Kondisi juga kurus, dehidrasi," kata Haryono.
Kini gajah tersebut telah dikembalikan ke kelompoknya. Tim tetap akan melakukan monitoring terhadap anak gajah ini.
"Kita sudah berulang kali melakukan sosialisasi agar jangan ada lagi warga yang memasang jerat untuk satwa. Jangan memasang jerat dengan alasan apapun. Tim di lapangan kita lagi patroli di lokasi untuk membersihkan jerat," tutup Haryono.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini