Peta permodelan ini dibuat oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. BMKG telah melakukan pengolahan, permodelan, dan analisa untuk menghasilkan produk berupa analisis proyeksi perubahan iklim di masa yang akan datang.
BMKG menyediakan informasi berupa data dan peta spasial dari proyeksi perubahan parameter suhu dan curah hujan untuk seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi menengah sekitar 20 km, resolusi tinggi sekitar 5 km, menggunakan skenario Panel ahli internasional perubahan iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change, IPCC) dan emisi gas rumah kaca (Representative Concentration Pathways, RCP) 4.5.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua skenario tersebut adalah hasil simulasi model iklim regional pada rentang tahun 2006 sampai 2040 serta pembagian pada periode current (2006-2014), dan periode future (2032-2040). Berikut ini peta pemodelan perubahan iklim di DKI Jakarta:
![]() |
Sebelumnya, Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto memaparkan soal tren curah hujan sejak 1866. Menurutnya, ada kesesuaian tren antara makin seringnya kejadian banjir signifikan di Jakarta dan peningkatan intensitas curah hujan maksimum per tahun. Ini menunjukkan tren perubahan iklim.
"Dari pengkajian data historis curah hujan harian selama 150 tahun (1866-2015), terdapat kesesuaian tren antara semakin seringnya kejadian banjir signifikan di Jakarta dengan peningkatan intensitas curah hujan maksimum per tahunnya. Di wilayah Jabodetabek (data 43 tahun terakhir), curah hujan harian tertinggi per tahun mengindikasikan tren kenaikan intensitas 10-20 mm per 10 tahun," kata Siswanto kepada wartawan, Kamis (2/1/2020).
Siswanto juga menjelaskan soal analisis peristiwa banjir pada pernah terjadi pada beberapa tahun ke belakangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang meningkat 2-3 persen dibanding kondisi iklim 100 tahun lalu.
Simak Video "Melihat Kembali Konsep Naturalisasi Sungai Ala Anies Baswedan"
Halaman 2 dari 2