"Jembatan terputus, terus yang terisolir itu ada 3 Kampung, (yakni) Kampung Ciasahan, Kampung Cikaret, Kampung Cigowong. Disitu ada 900 kepala keluarga, kurang lebih 3.000 jiwa, itu yang terisolir," kata Kepala Desa Sukamaju, Dahyudin ditemui di lokasi bencana, Kamis (2/1/2020).
Dahyudin menjelaskan, jembatan utama yang menjadi akses satu-satunya untuk 3 ribu warga terputus setelah dihantam banjir bandang yang terjadi pada Rabu (1/1/2020). Sejak kemarin, kata Dahyudin, ribuan warga yang berada di Kampung Ciasahan, Kampung Cikaret, dan Kampung Cigowong hanya bisa mengandalkan logistik yang mereka punya. Tempat tinggal mereka tidak bisa diakses karena jembatan terputus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini berkat kerjasama TNI, Polri, BPBD dan warga, alhamdulillah kita bisa bangun jembatan sementara, dari bambu. Ini bermanfaat untuk antar logistik dan evakuasi warga," terang Dahyudin.
"Tapi kami jadi khawatir kalau hujan lagi air naik, jembatan bambu ini ngga akan bisa dilewati lagi. Jadi kami butuh jembatan lebih permanen," sambungnya.
Dahyudin mengatakan, saat ini listrik menjadi hal yang menjadi kebutuhan utama untuk warga. Karena menurutnya, banyak warga yang masih menggunakan listrik untuk mengaliri air di rumahnya.
"Kebanyakan warga disini kan menggunakan mesin air, menggunakan listrik. Jadi untuk mandi dan air bersih, mereka butuh listrik. Jafi kami mohon supaya ada perbaikian listrik segera," kata Dahyudin.
"Lainnya itu kebutuhan pangan, karena di warung-warung itu makanan sudah mulai habis," tambah Dahyudin.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini