"Saya kira, ungkapan spontan itu adalah refleks saja. Itu artinya, Prabowo sadar betul bahwa pilihannya untuk masuk kabinet memiliki konsekuensi. Salah satunya, menjadi anak buah presiden," kata Wakil Sekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Kamis (2/1/2020).
"Kan tidak mungkin Prabowo bilang kalau itu pertemuan setingkat. Semua menteri pastilah statusnya sebagai pembantu presiden. Itu biasa saja. Dan memang sudah semestinya begitu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh menilai refleks Prabowo tersebut menunjukkan kedewasaan politik. Prabowo dinilai ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa kompetisi politik telah usai dan saat ini waktunya membangun sinergi dan kerja sama.
"Justru dengan ungkapan refleks seperti itu, Prabowo menunjukkan kedewasaannya dalam berpolitik. Dia ingin menunjukkan ke publik bahwa saat ini adalah waktunya untuk membangun sinergi dan kerja sama. Kompetisi sudah berakhir. Semua silakan kembali bekerja. Membuat yang terbaik untuk bangsa," ujarnya.
Simak Video "Jokowi Sebut Tamu Besar 2020, Prabowo Celetuk 'Anak Buah Pak'"
Namun, menurut Saleh bukan berarti Prabowo kelak tak dapat berkompetisi politik kembali. Saleh mengatakan kompetisi politik bagi Prabowo untuk menjadi presiden masih terbuka lebar.
"Itu bukan berarti Prabowo tidak boleh bertarung lagi loh. Kalau masih mau, tunggu 4 tahun lagi. Kompetisi akan terbuka lagi. Kalau sekarang, tahapnya bekerja. Bekerja membantu Jokowi," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan dalam pertemuan Jokowi dan Prabowo, hadir pula putra kedua tokoh itu, Kaesang Pangarep dan Didit Hediprasetyo. Mereka makan bersama di Gedung Agung Yogyakarta.
"Ini tahun baru 2020, Pak Prabowo adalah tamu besar," kata Jokowi di Gedung Agung Yogyakarta, Rabu (1/1).
"Anak buah, Pak," celetuk Prabowo.
Halaman 2 dari 2