Banjir dan hujan deras yang diperkirakan terjadi hingga hingga beberapa hari ke depan. Tak jarang sebelum hujan didahului petir. Fenomena petir telah disinggung dalam Al-Qur'an dan sempat ditulis Harun Yahya di situs Arab News. Petir sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT ada dalam surat Ar-Ra'd ayat 12-13,
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
Arab-latin: Huwallazī yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama'aw wa yunsyi`us-sahābas-siqāl
Artinya: Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. (Ar-Ra'd: 12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab-latin: Wa yusabbihur-ra'du bihamdihī wal-malā`ikatu min khīfatih, wa yursilus-sawā'iqa fa yuṣību bihā may yasyā`u wa hum yujādiluna fillāh, wa huwa syadīdul mihāl
Arti: Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (Ar-Ra'd: 13).
Kilat atau petir disebut lightning dalam Bahasa Inggris sedangkan guruh atau guntur adalah thunder. Saat banjir dan hujan turun, kilat dan guntur yang membuat langit terang adalah fenomena pelepasan energi listrik di atmosfer. Selain fenomena cuaca, kilat dan listrik memproduksi lebih banyak energi listrik dibanding mesin pembangkit. Proses terbentuk, kekuatan, dan panas yang dihasilkan terjadi atas izin serta kuasa Allah SWT.
Cahaya yang dihasilkan satu kilat atau petir lebih baik daripada 10 juta bola lampu dengan kekuatan 100 watt. Menurut Harun Yahya, cahaya satu kilat atau petir lebih baik daripada saat seluruh rumah di Istanbul (ibukota Turki) menyalakan lampunya. Allah SWT menyatakan kekuatan petir dalam surat An-Nur ayat 43,
يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
Arab-latin: yakādu sanā barqihī yaż-habu bil-absār
Arti: Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
Kilat atau petir dan guruh atau guntur tidak dilihat, didengar, dan dirasakan secara bersamaan. Biasanya cahaya kilat atau petir terlihat lebih dulu baru disusul suara guruh atau guntur yang cukup kencang. Hal ini diakibatkan kecepatan suara sebesar 340 meter per detik di udara lebih rendah daripada cahaya yang mencapai 299,73 kilometer per detik. Karena itu, cahaya lebih cepat mencapai bumi dibanding suara yang guruh atau guntur.
Selain kecepatan sampai ke bumi, proses terjadinya kilat atau petir dan guruh atau guntur juga berbeda. Ketika perbedaan muatan listrik antara bumi dan awan makin besar, udara makin mudah ditembus dari bumi menuju awan. Lapisan udara di langit yang berhasil ditembus menjadi saluran pelepasan energi listrik. Peristiwa pelepasan energi listrik dari langit ke bumi menghasilkan kilatan cahaya, sedangkan yang sebaliknya disebut guruh atau guntur serta return stroke.
Al Qur'an membahas seputar kilat atau petir dan guruh atau guntur dalam surat Ar-Ra'd ayat 13. Berikut ayatnya,
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Arab-latin: Wa yusabbiḥur-ra'du biḥamdihī wal-malā`ikatu min khīfatih
Arti: Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.
Tersambar kilat atau petir
Begitu istimewanya kilat atau petir, hingga Allah SWT menjadikannya sarana untuk menunjukkan kuasa pada manusia. Selain mengawali hujan, peristiwa tersambar petir atau kilat ternyata sempat disinggung dalam Al Qur'an. Tersambar petir atau kilat menunjukkan kecilnya daya manusia di depan kuasa Allah sWT, hingga ada saja korban akibat fenomena ini.
Dalam tulisannya, Harun Yahya menjelaskan dampak sambaran kilat atau petir pada manusia beragam bergantung kekuatannya. Pada sebagian kasus, kilat atau petir menyebabkan kancing dan retsleting pakaian meledak hingga korban jatuh atau pingsan. Namun dalam kasus lain bisa mengakibatkan kerusakan otak, yang mengakibatkan korban dirawat 1-2 bulan dan menjalani terapi.
Dalam Al-Qur'an, tersambar kilat atau petir yang juga menjadi pengingat kematian tercantum dalam Al-Baqarah ayat 55-56. Ayat ini menceritakan saat Nabi Musa AS menghadapi kaum Israel. Kaum tersebut menolak ajaran Nabi Musa AS kecuali jika mereka bisa melihat sendiri Allah SWT. Permintaan tersebut dijawab Allah SWT dengan menunjukkan fenomena tersambar petir atau kilat. Berikut ayatnya,
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Arab-latin: Wa iż qultum yā mụsā lan nu`mina laka hattā narallāha jahratan fa akhażatkumus-sā'iqatu wa antum tanzurun
Arti: Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya". (Al-Baqarah: 55).
ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Arab-latin: summa ba'asnākum mim ba'di mautikum la'allakum tasykurụn
Arti: Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (Al-Baqarah: 56).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini