Bagi muslim, perbedaan gelar pada Nabi Muhammad SAW dan utusan lainnya bukan hal asing. Gelar SAW adalah singkatan Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW), sedangkan AS adalah Alaihis Salam. Gelar Alaihis Salam melekat para nabi sebelum Muhammad, dari Adam AS hingga Isa AS.
Apa beda gelar AS dan SAW pada yang digunakan para utusan Allah SWT?
Dikutip dari situs Learn Religions, gelar Alaihis Salam (AS) berarti "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya." Berbeda dengan Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) yang artinya "Semoga Allah SWT memberikan sholawat dan salam kepadanya."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Al-Qur'an surat Al-Ahzab: 56).
Keutamaan sholawat dan salam pada Nabi Muhammad SAW juga disinggung dalam salah satu hadist. Sholawat dan salam tetap tersampaikan meski Nabi Muhammad SAW telah wafat.
"Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling di muka bumi, mereka menyampaikan salam untukku dari seluruh umatku." (HR. Imam Nasa'i dari Abdullah bin Mas'ud).
Terkait bacaan sholawat diatur dalam berbagai hadis shahih yang lain, misal yang digunakan dalam bacaan tasyahud saat sholat. Sholawat yang dikirimkan untuk Nabi Muhammad SAW diyakini akan memberi keberkahan dari Allah SWT.
Setelah perbedaan Alaihis Salam (AS) dan Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) terjawab, mengapa Nabi Muhammad SAW menggunakan gelar yang berbeda?
Sebagai Nabi dan Rasul penutup, sosok Rasulullah SAW memiliki keistimewaan yang tidak ada pada generasi sebelumnya. Hal ini telah dinyatakan dalam salah satu hadist shahih.
"Aku diberi lima yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum aku:
1. Aku ditolong dengan rasa takut (di hati musuhku) selama satu bulan.
2. Bumi dijadikan sebagai tempat shalat dan suci bagiku. Siapa saja dari umatku yang sampai waktu shalat padanya, maka hendaklah ia melaksanakan sholat.
3. Dihalalkan harta rampasan perang bagiku, tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku.
4. Aku diberi syafaat.
5. Seorang nabi diutus untuk kaumnya saja, aku diutus untuk seluruh manusia". (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, Al-Qur'an juga telah menyatakan Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia sempurna. Seluruh sisi kehidupannya bisa menjadi contoh yang akan membawa kebaikan pada manusia.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Qur'an surat Al-ahzab: 21).