Diriwayatkan oleh Aisyah RA dalam hadits Al-Bukhari saat terjadi gerhana matahari, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengerjakan sholat sunah kusuf atau sholat gerhana matahari bersama para sahabat. Selesai sholat gerhana matahari, Rasulullah menyampaikan khutbah.
Saat berkhutbah, Rasulullah mengawalinya dengan memuji dan menyanjung kebesaran Allah SWT. Berikut ini isi khutbah sholat gerhana matahari Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Aisyah RA dalam Hadits Bukhari di Kitab Al-Lu'lu wal Marjan, karya Muhammad Fuad Adul Baqi:
Baca juga: Begini Tertib Urutan Sholat Gerhana Matahari |
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana dikarenakan mati atau hidupnya seseorang. Karena itu, jika kalian melihat gerhana, maka segeralah berdoa kepada Allah, bertakbir, sholat, dan bersedekah."
Isi khutbah Rasulullah sekaligus untuk menjelaskan kepada mayarakat ketika itu yang menganggap gerhana matahari sebagai pertanda ikut bersedih atas kematian seseorang. Kebetulan ketika itu gerhana matahari terjadi persis setelah pemakaman Ibrahim, putra Rasulullah dari Marya Qibtiyyah.
Rasulullah menegaskan bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan peristiwa meninggalnya sang putra. Gerhana semata terjadi lantaran kuasa Allah SWT. Sehingga kemudian saat terjadi gerhana baik matahari mau pun bulan, umat Islam dianjurkan mengerjakan sholat sunah kusuf atau sholat gerhana.
Di masa Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada 17 Ramadhan tahun Gajah ke-41 atau sekitar Agustus 610 M hingga wafat pada 12 Rabiul Awal 11 H atau Juni 632 M, hanya ada lima kali gerhana matahari di Mekah dan Madinah. Peristiwa ini hanya teramati sebagian, karena jalur gerhana matahari total dan cincin tidak melintasi kedua kota tersebut.
(erd/nwy)