"Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 organisasi-organisasi teroris yang bertindak di Republik Chechnya mengumumkan tentang kemerdekaan daerah tersebut dan keluarnya dari Federasi Rusia. Pembunuhan massal orang etnis Rusia dimulai. Selama 3 tahun Republika de facto berdaulat karena tatanan konstitusional tidak bisa diiestarikan," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/12/2019).
Penjelasan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva ini merupakan tanggapan atas berita berjudul 'Awal Serangan Darat Rusia yang Tewaskan Ratusan Ribu Warga Chechnya'. Dalam berita itu disebutkan, perang ini bermula saat Dzhokhar M Dudayev, seorang jenderal Angkatan Udara Uni Soviet mendeklarasikan Republik Chechnya pada Oktober 1991.
Kendati para teroris berulah, Rusia tetap berusaha menjaga hubungan dengan Chechnya. Semata-mata untuk menjaga pendanaan ke ibu Chechnya.
"Tetapi tetap dijaga koneksi perhubungan, pendanaan dalam rangka APBN dari Moscow masuk ke ibukota Chechnya, kota Grozny. Pada saat yang sama di seluruh wilayah Chechnya berbagai-bagai organisasi teroris melakukan perampokan, penculikan dan pembunuhan orang," tutur Lyudmila.