Gencatan senjata Natal atau Christmas Truce, begitulah orang-orang Eropa Barat mengenang momen 25 Desember 1914. Berdasarkan semangat perang, gencatan senjata saat itu tidak resmi dan melanggar komando. Namun toh kemanusiaan yang menang, meski sementara waktu.
Dilansir Smithsonian, Rabu (25/12/2019), tanda-tanda gencatan senjata ini terjadi saat malam Natal 24 Desember, pukul 20.30.
Tentara Inggris, Pratu Frederich Heath mengaku menerima ucapan Natal dari orang-orang Jerman. Ucapan itu didengarnya lewat teriakan. Komandan dari Pratu Frederich Heath menyuruh semua pasukannya untuk diam saja karena khawatir ada pengkhianatan.
Selain itu, angkatan bersenjata Irlandia melaporkan ke kantor pusat sebagai berikut, "Orang-orang Jerman menerangi parit perlindungan mereka, nyanyi-nyanyi, dan mengucapkan Selamat Natal kepada kami. Salam telah dibalas namun bagaimanapun juga kami tetap berhati-hati secara militer."
Tentara Skotlandia berpangkat Pratu bernama Murker menuliskan dalam buku diarinya, "Bertemu personel patroli Jerman dan diberi segelas wiski dan sejumlah rokok, dan pesan balasan terkirim bahwa bila kita tidak menembak mereka, mereka tak akan menembak kita."