"Kita di sana ada tempat (ruko). Tapi, dibandingkan dengan jumlah umat yang begitu banyak dan kapel (ruko) yang begitu sempit, hanya mampu beberapa orang saja yang khusyuk beribadah dengan tenang mengikuti," ujar Romo Kristinus kepada detikcom, Rabu (25/12/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memperlihatkan memuji Tuhan dengan tempat yang nyaman itu. Artinya kalau di Wisma Asri (ruko) pun juga sama itu memuliakan Tuhan, tapi tempatnya kurang nyaman," ucap Romo Kristinus.
"Sekarang di sini dengan fasilitas yang ada ini semakin terbuka hatinya untuk memuliakan hatinya, bersyukur memuji Tuhan," imbuhnya.
Ia bercerita 3.000 jemaat memenuhi Gereja Santa Clara pada misa Natal, Selasa (24/12) malam. Selain itu, kehadiran Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, turut mendukung dan memberi rasa aman perayaan Natal di gereja.
"(Effendi) kemarin datang. Pak Wali Kota kemarin sangat mendukung kami. Datang juga beberapa tokoh. Orang-orang hadir seperti itu berarti kamu itu diterima di sini," ungkap Romo Kristinus.
"Di sini tempatnya luas, situasinya tenang, nyaman, orang sekitar mendukung, aman, banyak orang memberkati, banyak orang menjaga," lanjutnya.
Diketahui, Kapel Santa Clara di ruko itu berdiri lebih dari 20 tahun lalu, tepatnya pada 11 Agustus 1998. Pembangunan gereja baru ini dimulai pada 2016, tapi izin sudah keluar setahun sebelumnya.
Saat itu pihak gereja tidak langsung membangun karena ada gejolak berupa penolakan terhadap pendirian gereja. Penolakan yang dihadapi pihak gereja adalah tentang keluarnya izin, tentang rancangan bangunan, hingga masalah teknis.
Akhirnya Gereja Santa Clara selesai dibangun. Peresmiannya dilakukan pada 11 Agustus 2019, bertepatan dengan tanggal meninggalnya Santa Clara dari Assisi Italia, 11 Agustus 1253. Saat itu, 11 Agustus 2019 bertepatan dengan Idul Adha.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini