"Kalau kita berdoa keinginan kita (wisatawan) full, tapi kalau dilihat dari segi kondisi sekarang masih belum kondusif, merasa ada (takut) tsunami itu, 50 persen (okupansi) saja sudah bagus," kata Ketua PHRI Banten Sari Alam saat dihubungi detikcom dari Serang, Banten, Minggu (22/12/2019).
Sari menuturkan pemerintah daerah belum memberikan keyakinan kepada wisatawan bahwa pesisir Banten bisa dikunjungi wisatawan. Padahal mitigasi bencana, seperti oleh BMKG, telah dilakukan mulai dari pemasangan CCTV di Anak Krakatau hingga sirene peringatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sosialisasinya nggak ada, tamu masih ketakutan. Pemda seharusnya bisa rapat-rapat di pantai. Sewaktu di bom Bali, itu dilakukan (pemerintahan) Bu Mega, di Lombok juga karena pemdanya maksimal karena pendapat pajak daerah dari pariwisata lebih baik. Ini masih digini-giniin (didiamkan) saja," tambahnya.
PHRI perlu bicara tegas seperti ini karena bangkitnya pariwisata pantai di Banten pascatsunami belum terasa. Pemerintah daerah harus memberikan campur tangan agar ada wisatawan yang datang ke pantai.
"Saya harus ngomong gini karena kasihan teman-teman hotel dan restoran, jadi harus tolong-menolong, itu kewajiban pemerintah," tambahnya.
Pesanan wisatawan ke pantai lanjutnya belum terlihat signifikan. Okupansi perhotelan 50 persen saat Natal dan tahun baru bahkan dinilai sudah lumayan. Lagi-lagi ia minta ada porsi dari pemerintah daerah untuk memaksimalkan promosi wisata pantai.
"Harapannya bisa 100 persen. Tapi melihat fisik di lapangan kemungkinan tidak mungkin, sekarang 50 persen harus kerja keras," paparnya. (bri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini